Dokter di Korsel Sebut Orang yang Belum Kena COVID Tak Punya Teman dan Alami Masalah Interpesonal
Pixabay/Surprising_Shots
Dunia

Pernyataan kontroversial disampaikan seorang dokter di Korea Selatan melalui salah satu postingannya di Facebook. Dokter itu menyinggung bahwa orang yang belum terkena COVID tak punya teman.

WowKeren - Pernyataan seorang dokter asal Korea Selatan soal COVID-19 sukses memicu kontroversi. Sebuah postingan dari dokter itu baru-baru ini memicu kontroversi karena ia menyatakan bahwa mereka yang belum tertular COVID-19 kemungkinan besar tidak memiliki teman.

Menurut Korea Herald, Ma Sang-hyuk, wakil presiden Masyarakat Vaksin Korea, pertama kali membuat posting di Facebook pada Rabu (16/3) lalu. Dia menulis bahwa orang dewasa yang belum terinfeksi COVID-19 adalah mereka yang "memiliki masalah interpersonal".

Korea Herald melaporkan bahwa dalam sebuah wawancara dengan outlet berita lokal, Ma juga membagikan pendapatnya mengenai hal tersebut. Dalam kesempatan itu, Ma, sebagai pendukung "hidup dengan COVID-19", menyampaikan sindiran "masalah interpersonal"-nya yang menjadi metafora untuk menekankan bahwa tertular COVID-19 itu tidak dapat dihindari.

Ma diketahui telah menjadi salah satu dari sedikit ahli di Korea Selatan yang menyatakan bahwa pihak berwenang harus fokus pada pengobatan COVID-19, daripada pengetatan langkah-langkah jarak sosial ketika negara itu bergulat dengan gelombang Omicron yang sedang berlangsung.


Postingan Ma tersebut dilaporkan dibuat ketika jumlah kasus COVID-19 harian baru di Korea Selatan melebihi 400 ribu dan jumlah kematian mencapai rekor tertinggi.

Sayangnya kini postingan Facebook asli oleh Ma telah dihapus. Tetapi kini tangkapan layarnya telah dibagikan secara online. Sebelumnya komentar serupa juga pernah disampaikan oleh seorang ahli penyakit menular Meksiko awal tahun di 2022.

Menurut News18, pada Rabu (23/3), jumlah total infeksi COVID-19 yang tercatat di Korea Selatan telah melampaui angka 10 juta. Di mana hampir satu dari setiap lima orang di negara itu dinyatakan positif mengidap COVID-19.

Sementara itu, Associated Press melaporkan pada Selasa (22/3) bahwa pejabat kesehatan di Korea Selatan telah menginstruksikan krematorium untuk membakar lebih banyak mayat per hari di tengah rekor peningkatan jumlah kematian akibat COVID-19. Backlog dilaporkan juga membanjiri rumah duka, di mana keluarga berjuang untuk membuat pengaturan pemakaman karena menunggu lebih lama untuk kremasi.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait