Sebulan Berlalu, Simak Sederet Fakta Penting Soal Perang Rusia-Ukraina
Dunia

Meski telah berlangsung selama sebulan, akhir dari konflik antara Rusia dengan Ukraina tak kunjung terlihat. Simak deretan fakta soal serangan Rusia ke Ukraina yang telah memasuki bulan keduanya.

WowKeren - Serangan Rusia ke Ukraina telah genap berlangsung selama satu bulan. Perang ini telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang terpaksa mengungsi, dan menghancurkan kota-kota di Ukraina.

Meski telah berlangsung selama sebulan, akhir dari konflik antara Rusia dengan Ukraina tak kunjung terlihat. Simak deretan fakta penting soal serangan Rusia ke Ukraina yang telah memasuki bulan keduanya berikut ini!

Presiden Vladimir Putin Perintahkan Operasi Militer Khusus pada 24 Februari

Pada 24 Februari 2022, Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan "operasi militer khusus" terhadap Ukraina. Putin menyebut operasi militer itu bertujuan untuk "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina.

Beberapa menit kemudian, rudal diluncurkan ke Kyiv, Kharkiv, dan sejumlah kota Ukraina lainnya. Ini merupakan serangan terbesar yang terjadi di Eropa sejak Perang Dunia II.

Warga Ukraina Syok Saat Serangan Rusia Dimulai

Warga Ukraina yang bangun karena mendengar suara serangan Rusia tersebut pun syok dan terkejut. Bahkan orang-orang Ukraina yang bekerja di pemerintahan dan telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk melatih apa yang harus dilakukan jika serangan Rusia terjadi pun terkejut kala hal itu menjadi kenyataan.

"Saya panik selama 10 menit ketika saya berlarian di sekitar rumah dan saya tidak tahu harus berbuat apa. Kemudian saya menenangkan diri dan mulai bekerja," ungkap Wali Kota Vasylkiv, Natalia Balasynovych. Sebagai informasi, Vasylkiv merupakan sebuah kota di luar Kyiv yang menjadi tempat pangkalan udara yang terkena serangan pada jam-jam pertama perang.

Tak Semua Warga Rusia Dukung Serangan ke Ukraina

Meski Putin telah memerintahkan serangan ke Ukraina, tidak semua warga Rusia setuju dengan keputusan sang presiden. Aksi protes terhadap invasi Ukraina telah dimulai di Rusia sejak 24 Februari 2022 atau sejak Putin mengumumkan keputusannya. Kremlin telah berusaha untuk mengecilkan protes dan bersikeras bahwa sebagian besar warga Rusia mendukung serangan terhadap Ukraina.

"Saya memiliki dua orang putra dan saya tidak ingin memberikannya kepada monster itu. Perang adalah tragedi bagi kita semua," ujar salah seorang warga Rusia bernama Dmitry Maltsev yang bergabung dalam aksi di St Petersburg, dilansir The Associated Press.

Aksi protes juga sempat dilakukan oleh seorang editor berita di saluran TV Channel One. Pada 14 Maret 2022, wanita bernama Marina Ovsyannikova tersebut menginterupsi acara berita dengan berteriak, "Hentikan perang. Katakan tidak untuk perang." Dia juga memegang papan berisi pesan bertuliskan, "Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong padamu di sini".

Pesawat Terbesar di Dunia Hancur Karena Serangan Rusia

Pada 27 Februari 2022, pejabat Ukraina mengungkapkan bahwa pesawat terbesar di dunia, Antonov AN-225, telah hancur dalam serangan Rusia. Pesawat yang dijuluki "Mriya" alias "Mimpi" dalam bahasa Ukraina itu terkena serangan Rusia di bandara Gostomel, dekat Kyiv.

Belakangan, saluran Channel One milik Rusia menampilkan rekaman badan pesawat Mriya yang telah hancur dari bagian tengah dan sayap. Tembakan terdengar di latar belakang klip Channel One, dan puing-puing terlihat berserakan di seluruh lapangan terbang

Serangan Rusia Picu Kebakaran PLTN di Ukraina

Pasukan Rusia menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terbesar di Eropa pada 4 Maret 2022 hingga memicu kebakaran. Menurut seorang juru bicara bernama Andriy Tuz, peluru jatuh langsung ke PLTN Zaporizhzhia dan telah membakar salah satu dari enam reaktornya. Reaktor tersebut sedang dalam renovasi dan tidak beroperasi, namun ada bahan bakar nuklir di dalamnya.

Tuz mengaku bahwa para petugas pemadam kebakaran tidak bisa mendekati api karena mereka ditembaki. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba sempat mengunggah cuitan yang memohon Rusia untuk menghentikan serangan dan mengizinkan tim pemadam kebakaran untuk masuk.

"Kami menuntut mereka menghentikan tembakan senjata berat," kata Tuz dalam sebuah pernyataan video. "Ada ancaman nyata bahaya nuklir di stasiun energi atom terbesar di Eropa."

Rusia Dijatuhi Sanksi Oleh Banyak Negara dan Perusahaan


Beberapa hari setelah Rusia melancarkan serangan ke Ukraina, sejumlah negara di berbagai belahan dunia langsung menjatuhkan sanksi baru. Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris dan Kanada telah melarang bank-bank Rusia tertentu dari SWIFT, sebuah jaringan keamanan tinggi yang memfasilitasi pembayaran di antara 11.000 lembaga keuangan di 200 negara. Jerman juga sudah menghentikan sertifikasi pipa gas Nord Stream 2 imbas tindakan Moskow.

Selain itu, banyak perusahaan internasional termasuk McDonald's, Coca-Cola, dan Starbucks yang telah menangguhkan perdagangan di Rusia. Nestle sempat mendapat kritik keras karena terus beroperasi di Rusia, namun belakangan mereka menarik sejumlah produknya seperti KitKat dan Nesquik.

Proses Evakuasi Warga Ukraina dari Kota Mariupol Terhambat dan Banyaknya Pengungsi ke Luar Negeri

Pada 5 Maret 2022, Rusia dan Ukraina telah menyepakati gencatan senjata sementara untuk membiarkan warga sipil meninggalkan kota Mariupol dan Volnovakha. Namun proses evakuasi warga sipil tersebut harus ditunda beberapa kali karena gagalnya upaya gencatan senjata sementara. Pejabat Ukraina mengatakan bahwa penembakan terus berlanjut.

Pada 14 Maret 2022, otoritas setempat baru mengumumkan proses evakuasi pertama yang berhasil dari Mariupol. Dalam gelombang evakuasi tersebut, ada lebih dari 160 mobil pribadi yang telah meninggalkan kota Mariupol.

Serangan Rusia membuat jutaan orang terpaksa meninggalkan Ukraina. Menurut PBB, ada lebih dari 3,6 juta orang yang telah meninggalkan Ukraina dan sekitar 6,5 juta orang menjadi pengungsi internal di dalam negeri. Sebagian besar pengungsi Ukraina yang ke luar negeri memilih untuk tinggal di Eropa timur, dimana mereka mendapat dukungan publik dan bantuan sukarela.

Ukraina Tolak Ultimatum Rusia Untuk Serahkan Mariupol Hingga Pengeboman Teater

Baru-baru ini, Rusia sempat mendesak pasukan Ukraina di Mariupol untuk meletakkan senjata mereka dan menyerah dengan imbalan perjalanan yang aman ke luar kota. Pada 20 Maret 2022, Kolonel Jenderal Rusia Mikhail Mizintsev mengatakan bahwa Moskow akan mengizinkan dua koridor keluar dari kota Mariupol menuju timur ke arah Rusia dan barat ke bagian lain Ukraina.

Namun para pejabat Ukraina di Kyiv menolak tawaran Rusia tersebut. "Tidak ada pertanyaan tentang penyerahan diri, peletakan senjata. Kami telah memberi tahu pihak Rusia tentang hal ini," tutur Wakil Perdana Menteri Ukraina Irina Vereshchuk yang menolak tawaran tersebut.

Sebelum itu, Rusia sempat mengebom sebuah teater di Mariupol yang dijadikan shelter oleh ratusan orang. Kabar baiknya, orang-orang yang berlindung di teater tersebut berhasil keluar dari gedung setelah dibom, meski belum diketahui apakah semuanya selamat.

Ancaman Senjata Biologis dan Nuklir oleh Rusia

Ancaman senjata biologi dan nuklir oleh Rusia menjadi salah satu hal yang dikhawatirkan dalam perang kali ini. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa Rusia hanya akan menggunakan senjata nuklir jika keberadaannya terancam.

Bulan lalu, Putin telah memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi. Sejalan dengan perintah tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada 28 Februari bahwa pasukan rudal nuklirnya dan armada utara dan Pasifik telah ditempatkan pada tugas tempur yang ditingkatkan.

AS Resmi Nyatakan Rusia Lakukan Kejahatan Perang

Pada Rabu (23/3), pemerintah Amerika Serikat secara resmi menyatakan bahwa anggota angkatan bersenjata Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina. Hal ini disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam pernyataannya.

"Hari ini, saya dapat mengumumkan bahwa, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, pemerintah AS menilai bahwa anggota pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina," tutur Blinken. "Penilaian kami didasarkan pada tinjauan cermat terhadap informasi yang tersedia dari publik dan sumber intelijen."

Presiden Ukraina Serukan Protes Global Untuk Tandai 1 Bulan Serangan Rusia

Setelah genap satu bulan berlalu sejak Putin pertama kali melancarkan serangan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyerukan protes global untuk menuntut diakhirinya invasi Rusia ke negaranya. Ia juga mendesak NATO untuk memberikan bantuan "efektif dan tidak terbatas" kepada Kyiv untuk mengakhiri perang tersebut.

Saat Rusia mulai melancarkan serangan pada 24 Februari, banyak ahli memperkirakan mereka dapat segera menggulingkan pemerintah Ukraina. Namun setelah genap satu bulan berlalu, Moskow tampaknya terjebak dalam kampanye militernya sendiri.

"Kami meminta aliansi menyatakan bahwa mereka akan sepenuhnya membantu Ukraina untuk memenangkan perang ini, membersihkan wilayah kami dari penjajah dan memulihkan perdamaian di Ukraina," kata Zelensky dalam video pidato yang direkam dalam kegelapan di dekat kantor kepresidenan Kyiv. "Sudah sebulan kami membela diri dari upaya untuk menghancurkan kami, menghapus kami dari muka bumi."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru