Jeff Bezos Kehilangan Rp188 Triliun Usai Saham Amazon Terjun Bebas, Terburuk Sejak 2006
AP Photo/Reed Saxon
Dunia

Jika Amazon terus mengalami pukulan semacam ini, Bezos dapat kehilangan kekayaan bersihnya yang turun secara mengejutkan di angka 155 miliar dolar AS (sekitar Rp2.251 triliun).

WowKeren - Salah satu orang terkaya di dunia Jeff Bezos harus menelan pil pahit pada Jumat (29/4). Pendiri Amazon tersebut mengalami kerugian sebesar 13 miliar dolar AS atau sekitar Rp188 triliun dari kekayaannya setelah pertumpahan darah di pasar saham AS.

Di hari itu, saham raksasa e-commerce itu mengalami pukulan terburuk di Wall Street usai jatuh sebesar 14 persen dalam penampilan terburuknya di pasar saham sejak 2006. Hal itu terjadi ketika Amazon melaporkan pertumbuhan penjualan yang paling lambat sejak tahun 2001.

Dalam laporan itu, Amazon juga mencatat kerugian kuartalan pertama dalam tujuh tahun setelah kehilangan 3,8 miliar dolar AS. Adapun penurunan itu disebabkan karena sejumlah faktor seperti penurunan belanja online, biaya tenaga kerja yang lebih tinggi, masalah rantai pasokan dan inflasi yang meroket.

Kondisi ini jauh berbeda dengan tahun lalu di periode yang sama. Pada saat yang sama tahun lalu, Amazon telah mencatat keuntungan sebesar 8,1 miliar dolar AS.


Jika Amazon terus mengalami pukulan semacam ini, Bezos dapat kehilangan kekayaan bersihnya yang turun secara mengejutkan di angka 155 miliar dolar AS (sekitar Rp2.251 triliun), menurut Bloomberg Billionaires Index.

Bezos sendiri saat ini merupakan orang terkaya di dunia setelah pemilik Twitter Elon Musk. Dia memiliki kekayaan lebih dari 210 miliar pada puncaknya tahun lalu.

Tak hanya Amazon yang mengalami penurunan saham di Wall Street namun juga perusahaan lainnya. Saham teknologi mengalami kerugian terbesar dengan Apple juga turun 3,7 persen, sementara Intel turun 6,9 persen.

Pasar saham sedang terpukul di tengah kekhawatiran kenaikan suku bunga AS, serta kekhawatiran dampak penguncian Tiongkok dan invasi Ukraina oleh Rusia. Matt Maley, kepala strategi pasar di Miller Tabak and Co. memperkirakan bahwa April akan menjadi bulan buruk bagi perusahaan teknologi.

"Raksasa teknologi utama telah menjaga rata-rata saham agar tidak jatuh lebih jauh dari yang sudah mereka miliki," ujarnya. "Jadi sepertinya April akan berakhir dengan catatan buruk."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel