Menkes Ingatkan Kenaikan Kasus COVID Imbas Lebaran Bakal Terindikasi Akhir Mei
AP Photo/Achmad Ibrahim
Nasional

Libur Lebaran diprediksi juga bakal ikut menyumbang kenaikan angka kasus COVID-19 di Indonesia. Namun kenaikan kasus tersebut diprediksi bakal muncul pada akhir Mei mendatang.

WowKeren - Kasus COVID-19 di Indonesia terus menunjukkan tren penurunan. Karena itu, pada libur lebaran Hari Raya Idul Fitri kali ini, pemerintah pun memberikan sejumlah kelonggaran, termasuk kegiatan mudik. Meski begitu, pemerintah juga terus mengingatkan soal prokes agar ancaman kenaikan kasus COVID tak terjadi.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin juga menyebut masih ada potensi kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia imbas libur Lebaran. Menurutnya, kenaikan kasus COVID-19 imbas libur lebaran tahun ini bisa terlihat pada akhir Mei mendatang.

"Pengalaman kami melihat hari-hari raya besar sebelumnya yaitu Nataru dan lebaran tahun lalu, biasanya indikasi kenaikan 27-34 hari sesudah hari raya," kata Budi dalam konferensi pers, Rabu (17/5). "Jadi kalau hari rayanya kemarin 2 Mei, ya kita lihat akhir bulan ini deh".

Budi memprediksi kenaikan kasus positif COVID-19 di Indonesia imbas libur panjang Lebaran kemungkinan tidak terlalu tinggi. Begitu pula dengan kasus kematian. Pasalnya, masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi. Baik melalui pemberian vaksinasi COVID-19 maupun antibodi yang muncul setelah terinfeksi.


"InsyaAllah tidak ada kenaikan yang signifikan, tapi nanti kita tunggu supaya lebih jeli melihatnya di akhir bulan ini," ungkap Budi.

Menkes Budi Gunadi juga menjelaskan bahwa kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia masih dikatakan aman apabila positivity rate alias rasio kasus positif COVID-19 di Indonesia masih di bawah 5 persen yang merupakan ambang batas Badan Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, saat ini reproduction rate kasus COVID-19 di Indonesia sudah sekitar 1 persen.

Dengan melihat kondisi itu ditambah tren penurunan kasus COVID-19 terjadi di Indonesia, maka Budi menilai bahwa COVID-19 di Indonesia masih terkendali. Sejauh ini, pemerintah Indonesia juga bersiap menuju endemi. Presiden Jokowi sudah membolehkan warga melepas masker di tempat terbuka dan tidak di kerumunan.

"Pertama pemerintah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan pemakaian masker," ujar Jokowi seperti disiarkan langsung via saluran Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (17/5).

"Jika masyarakat sedang beraktivitas di luar ruangan atau di area terbuka yang tidak padat orang, maka boleh untuk tidak menggunakan masker," pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait