Bergulat dengan Wabah COVID-19, Korea Utara Lakukan Pengujian ke Air Sungai Hingga Sampah
pixabay.com/Ilustrasi/RitaE
Dunia

Setelah melaporkan tren wabah yang stabil minggu ini, media pemerintah Korea Utara mengatakan pihak berwenang meningkatkan pengujian dan desinfeksi di seluruh negeri.

WowKeren - Korea Utara tengah bergulat dengan penyebaran wabah COVID-19. Pejabat kesehatan di negara itu melakukan pengujian pada air sungai, danau, udara, hingga air limbah rumah tangga.

Sebagaimana diketahui, negara yang terisolasi itu sedang bertempur melawan penyebaran wabah corona yang belum pernah terjadi sebelumnya. Bulan ini, Korea Utara telah memberlakukan penguncian nasional sehingga memicu kekhawatiran yang berkisar pada pasokan medis, kurangnya makanan, dan vaksin.

Setelah melaporkan tren wabah yang stabil minggu ini, media pemerintah mengatakan pihak berwenang meningkatkan pengujian dan desinfeksi di seluruh negeri. KCNA mengatakan kantor anti-virus mengumpulkan sampel dari banyak sumber untuk memeriksa apakah suatu daerah telah terinfeksi COVID-19.

"Sektor anti-epidemi darurat di semua tingkatan mengutamakan pengujian spesimen yang dikumpulkan di sungai dan danau," lapor kantor berita itu. "Sambil mendisinfeksi ratusan ribu meter kubik limbah dan ribuan ton sampah setiap hari dan memeriksa dan menganalisis sampel."


Namun, kantor berita itu tidak menguraikan pengujian lebih lanjut. Tahun lalu, Korea Utara mengatakan telah mengembangkan peralatan tes reaksi rantai polimerase (PCR) sendiri, tetapi tidak pernah mengonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif.

Sementara itu pada Kamis (26/5) malam, sekitar 100.460 orang menunjukkan gejala demam. Sedangkan 10 hari sebelumnya, jumlah orang yang demam hampir mencapai 400.000. Jumlah total pasien yang demam sejak bulan April naik menjadi 3.270.850 dari 25 juta penduduk, sedangkan jumlah kematiannya di angka 69, naik satu dari sehari sebelumnya.

Baru-baru ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un terlihat menghadiri upacara pemakaman dalam skala besar. KCNA melaporkan Kim menghadiri pemakaman Hyon Chol Hae pada hari Minggu (22/5) dan terlihat tidak mengenakan masker.

Sementara itu, seorang ahli penyakit menular di Universitas Nasional Seoul Oh Myoung-don menilai bahwa mungkin akan terlambat bagi Korea Utara untuk memulai vaksinasi. "Bahkan jika vaksinnya tiba sekarang, dibutuhkan setidaknya satu bulan untuk kedua dosis sampai ke tangan orang-orang dan untuk efek perlindungan penuh," ujarnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru