Restoran Singapura Kesulitan Cari Pekerja Cuci Piring, Sampai Ada yang Tawarkan Gaji Rp37 Juta!
pixabay.com/Ilustrasi/Brett_Hondow
Dunia

Orang-orang Singapura sendiri rupanya tidak bersedia melakukan pekerjaan semacam itu. Alhasil, posisi ini seringnya diisi oleh tenaga kerja asing dari negara tetangga.

WowKeren - Industri makanan dan minuman kian berkembang di Singapura. Namun, ada satu masalah di baliknya yang membuat pusing para pengelola bisnis tersebut.

Banyak pelaku bisnis bidang Food and Beverage (F&B) harus bergulat dengan krisis tenaga kerja yang parah. Sebuah restoran Jepang di Orchard Road mengatakan kepada harian berita Shin Min bahwa mereka selalu mengalami kesulitan untuk mencari tenaga pencuci piring.

Bukan tanpa alasan, orang-orang Singapura sendiri rupanya tidak bersedia melakukan pekerjaan semacam itu. Alhasil, posisi ini seringnya diisi oleh tenaga kerja asing dari negara tetangga. Terlebih ditambah dengan situasi COVID-19, mengakibatkan banyak pekerja Malaysia yang kembali ke negaranya.

Sedangkan di lain sisi, pemerintah Singapura juga baru-baru ini memperketat kebijakan pekerja asingnya. Faktor inilah yang memicu terjadinya krisis tenaga kerja yang mereka hadapi saat ini, sebagaimana dibagikan oleh salah satu pemilik restoran kepada Shin Min.


Pemilik bisnis mengatakan bahwa tidak ada pekerja yang bersedia untuk melakukan pekerjaan cuci piring dalam waktu yang sangat lama. Hingga akhirnya perusahaan memutuskan untuk memberikan penawaran gaji yang tinggi hingga sekitar 3.500 dolar Singapura atau sekitar Rp37 rupiah.

Namun meski sudah menaikkan tawaran, perusahaan tak serta merta mendapatkan tenaga yang mereka cari. Menurut laporan Shin Min, perusahaan butuh waktu sekitar satu bulan sebelum akhirnya menemukan seseorang dari Malaysia yang bersedia mengisi lowongan itu.

Selain menaikkan gaji, beberapa perusahaan ada yang memilih outsourcing. Presiden dan CEO TungLok Group, Andrew Tjioe, mengatakan bahwa grup restoran tersebut telah mengalihdayakan pekerjaan pembersihannya ke vendor eksternal 10 tahun yang lalu.

Dengan adanya vendor yang menyediakan tenaga kerja esensial tersebut, dia akan terhindar dari kekhawatiran jika pekerjanya tiba-tiba tidak masuk. Pihak outsource biasanya mengenakan biaya 3.800 hingga 4.000 dolar Singapura untuk 8 jam hari kerja.

Tak hanya itu, pemilik tiga gerai F&B di area kota juga mengatakan vendor telah menaikkan biayanya sebesar 27 persen sehingga memutuskan menyewa pekerja sendiri dengan menawarkan gaji pokok sebesar 2.600 dolar (Rp27 juta) dan bonus awal 2.000 dolar (Rp21 juta).

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait