Sekolah Negeri di Jepang Alami Krisis Kekurangan Guru, Profesi Pengajar Sepi Peminat?
Dunia

Masalah kekurangan tenaga pendidik di Jepang kini makin mengkhawatirkan. Pemangkasan jumlah guru tetap hingga makin berkurangnya minat jadi tenaga pengajar disebut jadi penyebabnya.

WowKeren - Sekolah Negeri menghadapi kekurangan guru di seluruh Jepang segera setelah awal tahun ajaran baru di bulan April. Pengurangan guru tetap, ditambah dengan kecenderungan pencari kerja untuk menghindar menjadi tenaga pendidik karena jam kerja yang panjang, diyakini telah mengakibatkan defisit saat ini.

“Masalahnya mungkin muncul dari lebih sedikit orang yang ingin menjadi guru,” kata seorang pejabat dewan pendidikan Tokyo, melansir Asahi Shimbun, Senin (30/5).

Kementerian pendidikan melakukan survei pertamanya atas masalah ini tahun fiskal lalu. Mengungkapkan bahwa 1.897 fasilitas pendidikan publik secara nasional kekurangan 2.558 guru pada April tahun lalu, ketika tahun ajaran dimulai. Statistik oleh dewan pendidikan ibukota menunjukkan SD negeri di Tokyo sedang berjuang untuk mendapatkan 50 guru pada 11 April.

Tidak cukup guru yang diperoleh tahun ini karena banyak yang menolak tawaran tersebut. Salah satu alasannya seperti "telah menemukan pekerjaan di tempat lain".


Sekolah umum negeri di Prefektur Chiba, kecuali di kota Chiba, kekurangan 348 pendidik pada Maret tahun ini, menurut dewan pendidikan prefektur, yang memeriksa setiap bulan berapa banyak guru tambahan yang dibutuhkan sekolah tersebut. Ini adalah yang paling dibutuhkan sejak pengukuran dimulai.

Dengan pemikiran ini, Akira Nakagawa, sekretaris jenderal cabang Chiba dari Serikat Guru dan Staf Seluruh Jepang, membagikan selebaran yang menuntut lebih banyak guru untuk dikirim. "Kami memiliki perasaan krisis yang jauh lebih kuat karena beban staf sekolah semakin berat,” kata Nakagawa.

Kementerian pada bulan April tahun ini meminta sebuah sistem dimanfaatkan dengan lebih baik. Mereka yang tidak memegang lisensi mengajar tetapi memiliki karir profesional dan pengetahuan serta pengalaman yang mendalam di bidang lain dapat memberikan pelajaran di sekolah.

“Faktor utama di balik masalah ini adalah jumlah pendidik tetap yang baru dipotong terlalu banyak di bawah kesulitan keuangan karena kemungkinan akan ada jauh lebih sedikit anak di masa depan mengingat angka kelahiran yang semakin berkurang,” terang Aki Sakuma, seorang profesor pedagogis di Universitas Keio, yang berpengalaman dalam masalah kekurangan staf pengajar.

“Itu menciptakan situasi segera setelah awal tahun fiskal baru di mana operator tidak punya pilihan selain bergantung pada staf tidak tetap,"pungkasnya.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait