Kata Sekjen NATO Soal Kekhawatiran Turki Atas Swedia dan Finlandia yang Ajukan Keanggotaan: Sah
Dunia

Presiden Turki Erdogan sebelumnya menolak pengajuan keanggotaan Swedia dan Finlandia ke NATO. Sekjen NATO Jens Stolenberg pun menanggapi akan kekhawatiran Turki tersebut.

WowKeren - Seperti yang diketahui, dua negara Eropa yakni Swedia dan Finlandia sebelumnya telah mengajukan permohonan keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun hal ini dengan keras ditolak oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Erdogan yang menilai dua negara tersebut berkaitan erat dengan teror. Maka dari itu, ia hingga kini masih bersikeras menolak permohonan keanggotaan Swedia dan Finlandia.

Menanggapi kekhawatiran dari Erdogan itu, Jens Stolenberg selaku Sekretaris Jenderal NATO mengatakan bahwa hal tersebut "sah" mengingat Swedia dan Finlandia memang tergabung dengan aliansi militer.

Pada bulan lalu, sembari mengajukan permohonan keanggotaan ke NATO, Swedia dan Finlandia mengumumkan bahwa negara-negara yang telah lama menyukai netralitas dan nonalignment itu mengubah sikap mereka sejak invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara itu, pada Minggu (12/6), Stoltenberg diketahui bertemu dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto di Finlandia untuk konferensi pers bersama mengenai diskusi tersebut. "Ini adalah kekhawatiran yang sah. Ini tentang terorisme dan tentang ekspor senjata," ujar Stoltenberg dalam keterangannya dilansir melalui UPI, Senin (13/6).


"Dan kita harus memahami dan mengingat bahwa tidak ada sekutu NATO lain yang menderita lebih banyak serangan teroris selain Turki," ungkap Stoltenberg.

Lebih lanjut, Stoltenberg mengatakan aliansi itu perlu menanggapi keprihatinan Turki dengan serius karena negara itu, yang bergabung dengan NATO pada tahun 1952, "adalah sekutu penting dengan lokasi geografis yang strategis" di Laut Hitam dan juga berbatasan dengan Irak dan Suriah.

"Turki telah memainkan peran kunci dalam perjuangan kami melawan kelompok teroris seperti ISIS," jelas Stoltenberg. "Kita juga perlu memperhitungkan bahwa tidak ada sekutu NATO lain yang menampung lebih banyak pengungsi selain Turki."

Stoltenberg pun membeberkan bahwa Turki memainkan peran kunci dalam memberikan dukungan ke Ukraina dan dalam upaya menemukan solusi tentang cara mengekspor gandum dari Ukraina di tengah krisis pangan global. Maka dari itu, ia menuturkan Turki menjadi sekutu yang penting.

"Jadi, ketika sekutu penting seperti Turki menimbulkan kekhawatiran seperti terorisme, maka, tentu saja, kita harus duduk dan menanggapi ini dengan serius. Dan itulah tepatnya yang kita lakukan," papar Stoltenberg. Di samping itu, ia berharap agar anggota NATO bisa menyetujui Swedia dan Finlandia untuk bergabung.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait