NATO Bersama Pemerintah Swedia 'Jawab' Kekhawatiran Turki Atas Isu Terorisme
Dunia

Hingga saat ini, Presiden Turki masih enggan untuk menyetujui permohonan keanggotaan Swedia dan Finlandia di NATO. Kini Sekjen NATO dan PM Swedia berupaya meyakinkan Turki.

WowKeren - Dua negara Eropa yakni Swedia dan Finlandia sebelumnya telah mengajukan permohonan keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun hal ini ditolak oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Adapun alasan dari Erdogan dalam hal menolak Swedia dan Finlandia adalah lantaran kedua negara tersebut diketahui bergabung dengan aliansi militer, di mana erat kaitannya dengan teror. Hal ini lantas menjadi kekhawatiran tersendiri bagi Erdogan.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stolenberg menyebut kekhawatiran Turki atas hal tersebut sah-sah saja. "Dan kita harus memahami dan mengingat bahwa tidak ada sekutu NATO lain yang menderita lebih banyak serangan teroris selain Turki," ungkap Stoltenberg, dilansir dari UPI, Senin (13/6).

Kini para pemimpin NATO dan pemerintah Swedia, mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menangani keberatan Turki terhadap Swedia dan Finlandia yang bergabung dengan aliansi itu karena masalah terorisme.

Stoltenberg dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan bahwa di retret negara perdana menteri di Harpsund, Swedia, mereka bekerja keras untuk mengatasi kekhawatiran Turki atas komitmen negara-negara Nordik untuk menentang organisasi militan Kurdi. Stoltenberg menyebut mereka tidak bisa, bagaimanapun, menawarkan jadwal di mana NATO akan dapat bertindak atas aplikasi mereka setelah invasi Rusia ke Ukraina.


"Tidak mungkin untuk mengatakan, tepatnya," ujar Stoltenberg ketika disinggung soal kapan NATO akan mengambil suara guna mengizinkan negara-negara Nordik bergabung dengan aliansi militer, dilansir dari UPI, Selasa (14/6).

Dengan demikian, Stoltenberg enggan untuk memberikan rincian tentang negosiasi yang sedang berlangsung dengan Ankara atas kebuntuan tersebut. Sebagaimana diketahui, Swedia dan Finlandia secara resmi mendaftar untuk bergabung dengan NATO pada 18 Mei lalu.

Untuk bisa bergabung dengan NATO, Swedia dan Finlandia harus terlebih dahulu memiliki suara dari semua atau 30 negara yang tergabung, termasuk Turki. Tapi Erdogan sendiri telah memblokir hal tersebut, dan dapat disimpulkan kemungkinan untuk setuju sangat kecil.

Andersson lantas mengatakan bahwa pihaknya akan menangani masalah Turki dengan sangat serius, dan pihaknya pun hal tersebut merupakan kesalahan mereka, tidak terkecuali masalah keamanan Turki dalam perang melawan terorisme. "Kami memiliki dialog bilateral dan trilateral yang sedang berlangsung dengan Turki sekarang dan kami akan menyatakan dengan jelas bagaimana kami bekerja melawan terorisme," tutur Andersson.

Seolah merayu Turki, Andersson menyatakan bahwa Swedia telah memperkuat undang-undang anti-terorisme dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang memiliki "undang-undang yang jauh lebih kuat" untuk mengatasi masalah ini, termasuk lebih banyak pembaruan yang akan datang bulan depan.

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru