Israel Perluas Akses Aborsi Untuk Wanita di Tengah Heboh Keputusan Mahkamah Agung AS
Pixabay/H. Hach
Dunia

Sebagai informasi, wanita yang hendak melakukan aborsi di Israel harus memenuhi kriteria yang ditentukan. Seperti berusia kurang dari 18 tahun atau berusia lebih dari 40 tahun.

WowKeren - Israel menyetujui beberapa reformasi yang bertujuan untuk mempermudah akses aborsi bagi wanita pada Senin (27/6). Keputusan ini diambil Israel hanya beberapa hari setelah Mahkamah Agung Amerika Serikat membatalkan hak konstitusional untuk aborsi.

Komite Kesejahteraan dan Kesehatan Buruh Knesset mengumumkan perubahan terkait aturan aborsi. Di antaranya mengizinkan wanita mendaftar online untuk melakukan aborsi dan memperluas akses ke aborsi yang diinduksi obat, mengubah undang-undang aborsi yang berusia puluhan tahun untuk pertama kalinya.

"Hak atas tubuh wanita adalah milik wanita itu sendiri," kata Menteri Kesehatan Israel Nitzan Horowitz dalam sebuah pernyataan. "Langkah Mahkamah Agung AS untuk menolak kontrol perempuan atas tubuh mereka adalah langkah mundur, menindas perempuan dan memundurkan pemimpin dunia bebas dan liberal selama seratus tahun."

Sebagai informasi, wanita yang hendak melakukan aborsi di Israel harus memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Antara lain berusia kurang dari 18 tahun, berusia lebih dari 40 tahun, atau membuktikan bahwa kehamilannya adalah akibat dari keadaan tidak sah seperti pemerkosaan atau hasil hubungan inses. Wanita dengan janin yang memiliki cacat lahir, serta kehamilan yang memiliki risiko kesehatan fisik atau mental bagi ibu juga bisa melakukan aborsi.


Apabila seorang wanita telah memenuhi setidaknya satu dari kriteria tersebut, permintaan aborsi kemudian akan dipertimbangkan oleh Komite Terminasi Kehamilan agar prosedurnya disetujui. Komite tersebut terdiri dari tiga perwakilan dari rumah sakit atau klinik yang akan melakukan aborsi.

Di bawah aturan baru, aplikasi akan didigitalkan sehingga wanita yang hendak melakukan aborsi bisa mendaftar secara online. Aturan baru juga akan memungkinkan perempuan untuk mencari aborsi dini yang diinduksi obat di klinik HMO, dan bukan hanya di rumah sakit.

Panel Knesset juga bergerak untuk menghilangkan pertanyaan dari formulir aplikasi yang dianggap "merendahkan" seperti apakah wanita atau pasangannya menggunakan alat kontrasepsi. Namun, formulir tersebut masih akan menanyakan apakah wanita tersebut pernah melakukan aborsi sebelumnya karena dianggap relevan secara medis.

Adapun aturan baru tersebut akan berlaku dalam tiga bulan. "Kami berada di tempat yang berbeda, dan hari ini kami mengambil langkah besar ke arah yang benar," tukas Horowitz.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait