PPATK Ungkap Indikasi Ada Transaksi Danai Terorisme, ACT Klarifikasi Bantuan ke Suriah
Instagram/actforhumanity
Nasional

PPATK mengungkap adanya indikasi penyelewengan dana yang dilakukan oleh lembaga kemanusiaan, ACT. Dugaan penyelewengan dana tersebut termasuk untuk kepentignan pribadi hingga pendanaan terorisme.

WowKeren - Dari hasil analisa dan penyelidikan PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), terdapat indikasi transaksi bermasalah yang dilakukan lembaga kemanusiaan ACT (Aksi Cepat Tanggap). Mulai dari transaksi yang mengarah pada pendanaan terorisme hingga kepentingan pribadi.

"Transaksi mengindikasikan demikian (untuk kegiatan terorisme). Namun perlu pendalaman oleh penegak hukum terkait," ujar Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana.

Selain itu, Ivan mengungkap ada juga aktivitas transaksi yang mengidikasikan dugaan digunakan untuk kepentingan pribadi. Dugaan lainnya, mereka juga menemukan adanya transaksi yang mengarah ke aktivitas terlarang.

"Indikasi kepentingan pribadi dan terkait dengan dugaan aktivitas terlarang," ungkap Ivan Yustiavandana, melansir Merdeka.com.

Kini, PPATK pun telah menyerahkan hasil analisis tersebut ke sejumlah pihak berwenang. Mulai dari Densus 88 hingga BNPT.

"Sudah kami serahkan hasil analisisnya kepada aparat penegak hukum sejak lama," lanjut Ivan.


Sementara itu, pihak ACT sebelumnya telah membantah tudingan terlibat dengan aktivitas terorisme. Apalagi terlibat dalam mendanai kelompok teroris.

"Jadi kalau dialokasikan dana teroris itu dana yang mana? Kami sampaikan ini supaya lebih lugas karena kami tidak pernah berurusan dengan teroris," tegas Presiden ACT, Ibnu Khajar dalam konferensi pers di Kantor ACT, Senin (4/7) kemarin.

Ibnu Khajar kemudian ikut menyinggung soal dana bantuan yang dikirim ke Suriah. Ibnu Khajar menjelaskan bahwa ACT tidak pernah pilih-pilih dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan.

"Lalu soal dana ke Suriah, gini teman-teman, apakah ACT siapkan bantuan kepada pemerintah yang Syiah atau kepada pemberontak yang ISIS? Kami sampaikan kemanusiaan itu tidak boleh menanyakan tentang siapa yang kami bantu, agamanya apa, nggak penting," terang Ibnu Khajar.

Karena itu, mereka pun tak mempertanyakan apakah pihak yang dibantu di Suriah adalah dari pihak pemerintah atau ISIS. Ibnu Khajar menegaskan pihak ACT berpegang pada prinsip kemanusiaan.

"Jadi yang kami tahu ada orang tua yang sakit, ada anak-anak yang terlantar, korban perang kami terima di pengungsian di Turki, kami berikan bantuan pangan medis, dan kami tidak pernah bertanya mereka Syiah atau ISIS nggak penting buat kami," tegasnya.

"Karena keluarga keluarga ini orang-orang jompo yang perlu kami bantu, mereka korban perang, jadi ini prinsip kemanusiaan," pungkas Ibnu Khajar.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait