Profesor Ini Ngaku Awalnya Ogah Beri Nasihat untuk 'Extraordinary Attorney Woo', Kenapa?
ENA
TV

Profesor Kim Byung Gun dari Universitas Nazarene Korea dengan jujur ​​​​mengatakan bahwa dia enggan memberi nasihat tentang serial drama Extraordinary Attorney Woo' pada awalnya.

WowKeren - Pendidikan khusus anak usia dini Profesor Kim Byung Gun dari Universitas Nazarene Korea dengan jujur membagikan pemikirannya saat pertama kali melihat naskah drama "Extraordinary Attorney Woo". Selama siaran program radio KBS pada 22 Juli kemarin, Profesor Kim Byung Gun berbagi bagaimana ia menjadi bagian dari pembuatan serial drama hit tersebut.

Kim Byung Gun dengan jujur mengatakan bahwa dia enggan memberi nasihat tentang serial drama pada awalnya. "Itu karena diterima begitu saja jika kalian menggambarkan autisme dengan baik sementara itu akan menghadapi banyak reaksi sosial jika kalian tidak menggambarkannya dengan baik," kata sang profesor.


Namun usai membaca naskah serial itu dia berubah pikiran dan berpikir drama tersebut dapat membantu membuat autisme tampak lebih akrab dan tidak mengancam masyarakat umum yang saat ini tidak memiliki banyak pemahaman tentang topik tersebut setelah membaca naskahnya. Alhasil Kim Byung Gun kemudian memutuskan untuk bekerja dengan penulis skenario Moon Ji Won.

Namun, Kim Byung Gun menghadapi kesulitan lain dalam mengembangkan karakter Woo Young Woo. "Aku memberikan banyak pertimbangan apakah kita harus menggambarkan karakter secara dramatis atau realistis. Aku pikir karakter autis dalam film dan drama yang ada memiliki stereotip autisme. Misalnya, mereka dilukis sebagai seseorang yang membutuhkan bantuan dan memiliki ketidaknyamanan yang tak terhitung jumlahnya. Aku percaya banyak hal semacam itu disorot," tambahnya.

Setelah banyak pertimbangan, Profesor Kim Byung Gun berusaha keras untuk menunjukkan berbagai aspek gangguan spektrum autisme, tidak seperti karakteristik spektrum autisme yang biasa digambarkan dalam karya seni. "Perubahan dalam perspektif sosial lebih penting daripada dukungan institusional (untuk gangguan spektrum autisme). Kita harus saling memandang ketika kita mendekat dan kita harus memiliki pemahaman tentang apa itu 'berbeda' sebelum yang lain untuk memungkinkan ini," pungkasnya.

(wk/aiss)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru