PMK Belum Kelar, 100 Ribu Lebih Ternak Babi di NTT Mati Terpapar African Swine Fever
Pexel/Barbara Barbosa
Nasional

Seratus ribu ekor lebih ternak babi di Nusa Tenggara Timur mati akibat serangan African Swine Fever. Tak main-main, para peternak pun mengalami kerugian mencapai ratusan miliar akibat ASF.

WowKeren - Indonesia hingga saat ini belum bisa menangani kasus wabah PMK (penyakit mulut dan kuku) secara tuntas. Namun, serangan virus lain kini menyerang hewan ternak di Indonesia, khususnya babi.

Peternak di NTT (Nusa Tenggara Timur) meradang karena ratusan miliar usai 100 ribu lebih ternak babi mereka mati akibat African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika. Secara resmi, ada 122 ribu ekor babi di 22 kabupaten dan kota yang dilaporkan mati akibat ASF.

"Jumlah ternak babi yang mati akibat virus ASF yang dilaporkan secara resmi ke kami sekitar 122 ribu ekor yang tersebar di 22 kabupaten/kota," ujar Kepala Dinas Peternakan NTT Johanna Lisapaly, melansir Antara, Rabu (27/7).

Dengan adanya peristiwa itu, kini pemerintah daerah setempat masih terus melakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyebaran ASF. Di antaranya dengan cara melakukan sosialisai agar peternak menghindari perkawinan babi lokal dan luar (persilangan).


Pemerintah juga telah mengedukasi para peternak untuk menjaga sanitasi dan kebersihan kandang ternak babi mereka secara lebih intensif. Serta melarang masuknya babi dari luar ke wilayah NTT.

Hasilnya pun menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Lisapalay menyebut bahwa belum ada laporan mengenai babi yang mati akibat ASF sampai bulan Juli 2022 setelah melakukan berbagai upaya tersebut.

Dengan adanya persoalan tersebut, kini Pemprov NTT membuat gerakan 'Kampanye Kesadaran ASF dan Penyakit Hewan Menular Lainnya' bersama pihak Prisma Indonesia. Hal itu untuk membangkitkan lagi motivasi para peternak untuk mengembangkan peternakan babi di NTT agar produksinya semakin baik. Selain itu, diharapkan perkembangan peternakan babi di NTT ini nantinya bisa menghasilkan manfaat dari segi ekonomi, sosial dan budaya.

"Ternak babi memiliki berbagai manfaat yang strategis bagi masyarakat karena itu masyarakat tak perlu takut lagi untuk kembali mengembangkannya dengan tetap waspada terhadap serangan penyakit," pungkas Lisapaly.

Sementara itu, kasus PMK di Indonesia kini diketahui masih terus berlanjut. Meski begitu, pemerintah diketahui telah berupaya mendistribusikan vaksin ke berbagai daerah di Indonesia. Pemerintah juga berjanji untuk memberikan ganti rugi bagi hewan ternak yang disembelih karena PMK.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait