Afrika Selatan Laporkan Kematian Pertama Yang Terkait Langsung Dengan Vaksin COVID J&J
Dunia

Afrika Selatan mengonfirmasi kematian pertama yang terkait langsung dengan vaksin COVID Johnson & Johnson. Orang itu mengalami gangguan neurologis langka segera setelah mendapat vaksin hingga akhirnya meninggal.

WowKeren - Regulator kesehatan Afrika Selatan melaporkan hubungan sebab akibat antara kematian seorang individu dan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson (J&J) pada Kamis (4/8). Merupakan yang pertama kali keterkaitan langsung semacam itu terjadi di negara tersebut.

Orang tersebut mengalami gangguan neurologis langka Sindrom Guillain-Barre segera setelah diberi vaksin J&J. Orang tersebut langsung dipakaikan ventilator namun kemudian meninggal, kata ilmuwan senior dalam konferensi pers. Usia orang tersebut dan detail pribadi lainnya tidak diungkapkan karena alasan kerahasiaan.

"Pada saat sakit tidak ada penyebab lain dari Guillain-Barre Syndrome (GBS) yang dapat diidentifikasi," kata Profesor Hannelie Meyer, melansir Malaymail.com.

Sementara pada Juli lalu, otoritas Amerika Serikat telah menambahkan peringatan ke lembar fakta untuk vaksin J&J. Mengatakan data menunjukkan ada peningkatan risiko GBS dalam enam minggu setelah vaksinasi. Pada saat itu tercatat 100 laporan awal GBS pada penerima vaksin, termasuk 95 kasus serius dan satu kematian dilaporkan.


Pihak J&J tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email. Perusahaan mengatakan pada saat peringatan AS, hal itu sedang dalam diskusi dengan regulator dan tingkat kasus GBS yang dilaporkan pada penerima vaksin J&J melebihi tingkat latar belakang hanya sedikit. Sementara regulator obat-obatan Eropa tahun lalu menambahkan GBS sebagai kemungkinan efek samping dari vaksin Covid AstraZeneca yang, seperti J&J, menggunakan teknologi vektor virus.

“Manfaat vaksinasi masih jauh melebihi risikonya,” unjar Boitumelo Semete-Makokotlela, kepala eksekutif Otoritas Pengaturan Produk Kesehatan Afrika Selatan (SAHPRA), kepada wartawan.

“Dalam konteks kami, kami telah memberikan sekitar 9 juta (dosis) vaksin Janssen (J&J), dan ini adalah kasus GBS pertama yang terkait secara kausal," pungkasnya.

Menteri Kesehatan Afrika Selatan, Joe Phaahla mengatakan pada konferensi pers, Kamis (4/8) bahwa pada pertengahan Juli hanya ada lebih dari 6.200 "efek samping" yang dilaporkan ke SAHPRA dari lebih dari 37 juta dosis vaksin Covid yang diberikan di negara itu, setara dengan 0,017 persen.

Afrika Selatan telah menggunakan suntikan dari J&J dan Pfizer dalam kampanye vaksinasi Covid-nya. Peluncuran dimulai dengan lambat karena kesulitan mengamankan pasokan dan negosiasi yang berlarut-larut dengan perusahaan farmasi, tetapi baru-baru ini diperlambat oleh keraguan. Sekitar 46 persen dari populasi dewasanya yang berjumlah 40 juta sekarang telah divaksinasi lengkap.

(wk/amel)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru