Topi Jungkook BTS Hilang dari Peredaran, Kemenlu Rilis Update Kasus
Twitter/bts_bighit
Selebriti

Beberapa waktu lalu, publik dihebohkan dengan mantan staf Kementerian Luar Negeri menjual topi Jungkook BTS di situs barang bekas. Kementerian pun memberikan update mengenai keberadaan topi.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, topi Jungkook BTS yang dijual oleh mantan staf Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Korea Selatan menimbulkan kehebohan. Setelah A menyerahkan diri, instansi terkait memberikan update soal keberadaan topi.

Pada Selasa (8/11), Kemenlu menyampaikan pembaruan mengenai A staf yang menjual topi Jungkook yang hilang. Mereka mengungkap bahwa A sudah mengundurkan diri sebelum menjual topi itu di e-commerce.

Dalam briefing reguler hari ini, juru bicara senior Lim mengatakan, "Tidak ada tindakan terpisah yang diambil terhadap karyawan di Kemenlu."

Saat ini, Kemelu sendiri sudah mengetahui staf tersebut pernah menjadi bagian dari mereka. Kini mereka tengah menunggu hasil penyelidikan dari kepolisian yang sedang berlangsung.

"Kami tahu bahwa pegawai tersebut adalah pejabat publik di Kemenlu," beber perwakilan Kementerian. "Kami sedang menunggu hasil penyelidikan karena penyelidikan polisi sedang berlangsung dalam kasus ini."


Selain itu, Kemenlu juga menjawab keberadaan topi yang diposting A di situs pasar barang bekas. Hilang dari peredaran, Kemenlu masih belum bisa mengkonfirmasi apapun.

Sebelum ini pada 7 November, Kantor Polisi Seocho di Seoul mengatakan bahwa A mengakui tuduhan terkait. Polisi tengah meninjau prinsip-prinsip hukum dan menentukan hukuman A setelah semua penyelidikan selesai.

A diduga telah mengambil topi yang ditinggalkan Jungkook setelah ia mengunjungi Kemenlu pada 17 Oktober lalu. Adapun keperluan Jeon Jungkook kala itu adalah membuat paspor.

Kemudian A menjual topi Jungkook di situs web pasar barang bekas. Tak main-main, topi Jungkook dijual seharga 10 juta won (sekitar Rp113,8 juta).

Dalam proses penyelidikan, A mengungkap identitasnya sebagai pegawai Kemenlu dan mengklaim kepemilikannya. Alasan A menjualnya karena ia menganggap kepemilikan itu berpindah padanya karena tidak ada panggilan atau kunjungan selama enam bulan terakhir setelah properti yang holang dilaporkan.

(wk/inta)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait