Kenali Faktor Penyebab Munculnya Perilaku Hoarding Disorder Pada Kawula Muda
Hippopx
Lifestyle

Hoarding Disorder biasa muncul sejak usia remaja dan akan berbahaya bila dibiarkan begitu saja. Yuk, cari tahu apa saja faktor penyebab munculnya perilaku hoarding disorder.

WowKeren - Hoarding disorder disematkan kepada mereka yang kesulitan membuang atau menyingkirkan segala barang yang sudah tak terpakai. Hoarding disorder diteliti termasuk dalam masalah psikologis. Pasalnya, kemunculan hoarding disorder kerap dikaitkan dengan perilaku obsesif-kompulsif (OCD) atau riwayat depresi.

Hoarding disorder juga kerap menyerang para kawula muda. Hal itu sesuai dengan penelitian Cleveland Clinic. Diteliti bahwa hoarding disorder biasa dimulai sejak usia remaja. Gangguan ini bisa berdampak buruk untuk masa depan bila dibiarkan begitu saja.


"Hording disorder sering dimulai selama masa remaja dan secara bertahap memburuk seiring bertambahnya usia, menyebabkan masalah yang signifikan pada pertengahan usia 30-an," bunyi penelitian Cleveland Clinic.

Karena itu, perlu adanya penanganan serius bila dirasa gejala hoarding disorder sudah semakin parah. Jangan sampai hubungan dengan lingkungan sosial atau keluarga memburuk karena kebiasaan buruk tersebut.

Pengertian dan ciri-ciri hoarding disorder juga sudah sempat dijelaskan WowKeren di artikel sebelumnya. Lantas, apa saja sih penyebab munculnya perilaku hoarding disorder? Buat kamu yang sudah penasaran, yuk langsung simak dalam ulasan berikut ini.

(wk/Sisi)

1. Peristiwa Traumatis


Peristiwa Traumatis
Maxpixel.net

Hoarding disorder biasa dialami mereka yang memiliki pengalaman traumatis. Misal, kehilangan seseorang atau keluarga yang mereka cinta. Alhasil, orang tersebut kesulitan membuang atau menyingkirkan barang-barang peninggalan orang tersayang.

Penderita hoarding disorder akibat peristiwa traumatis akan merasa sedih bahkan menangis kala benda-benda tersebut menghilang dari jangkauan mereka. Tak jarang, benda-benda tersebut menyimpan nilai sentimental sehingga sulit disingkirkan.

2. Riwayat Keluarga


Riwayat Keluarga
Peakpx

Adanya riwayat hoarding disorder dari dalam keluarga juga dapat memicu munculnya perilaku tersebut. Dokter Karthik Kumar, MBBS menyebut kebiasaan buruk ini dapat menular seiring berjalannya waktu terutama jika mereka hidup bersama dalam waktu yang cukup lama.

"85 persen orang dengan hoarding disorder kompulsif biasanya menyebutkan setidaknya satu anggota keluarga lain yang memiliki masalah ini. Gangguan ini mungkin tumbuh di lingkungan rumah yang memiliki kebiasaan serupa," jelas Karthik.

3. Kerusakan Otak


Kerusakan Otak
Maxpixel.net

Gangguan hoarding disorder diteliti dapat dipicu karena adanya kerusakan otak. Kondisi otak yang tak normal dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap termasuk kesulitan membuang barang-barang yang sudah tak terpakai. Psikolog Pallavi Suyog Uttekar, MD membenarkan hal demikian.

"Studi menunjukkan bahwa perkembangan otak yang tidak normal dapat menyebabkan perilaku hoarding disorder yang kompulsif. Kadang-kadang, hoarding disorder dimulai setelah kerusakan otak akibat operasi, stroke, cedera otak atau infeksi," tinjau Pallavi.

4. Kesehatan Mental


Kesehatan Mental
Pexels

Hoarding disorder biasanya disertai dengan masalah psikologis lainnya. Riwayat depresi atau kecemasan parah bisa memicu munculnya perilaku hoarding disorder. Pasalnya, orang-orang seperti ini sulit mengendalikan akal sehat dan mengalami ketidakstabilan mental. Hal itu disetujui oleh psikiatri Dillon Browne, Ph.D.

"Hoarding disorder juga sering dikaitkan dengan kondisi mental lainnya. Seperti, kecemasan, depresi, demensia, gangguan obsesif kompulsi (OCD) dan masih banyak lagi. Beberapa gangguan tersebut memicu sulitnya berpikir jernih bahkan soal pentingnya membuang sampah atau barang-barang tak berguna," kata Dillon.

5. Disfungsi Eksekutif


Disfungsi Eksekutif
Pexels

Selain memiliki riwayat gangguan psikologis, penderita hoarding disorder biasanya memiliki disfungsi eksekutif. Fungsi eksekutif sendiri merupakan kemampuan untuk mengontrol serta mengelola proses kognitif dan perilaku guna melakukan sesuatu. Psikiatri Dillon Browne, Ph.D lagi-lagi menyetujui pendapat tersebut.

"Hoarding disorder dapat dikaitkan dengan kurangnya kemampuang fungsi eksekutif. Kekurangan di area ini dapat memicu munculnya ketidakmampuan mereka untuk memberi perhatian, membuat keputusan atau mengorganisir sesuatu," jelas Dillon.

6. Masalah Kepribadian


Masalah Kepribadian
Pixnio

Perilaku hoarding disorder juga besar kaitannya dengan sifat atau kepribadian orang itu sendiri. National Library of Medicine meninjau penderita hoarding disorder biasanya memiliki sikap perfeksionisme atau keragu-raguan. Tetapi perfeksionisme yang diperlihatkan penderita hoarding disorder berakibat buruk untuk kualitas hidup mereka.

"Pasien dengan hoarding disorder telah lama diteliti memiliki ciri-ciri kepribadian perfeksionisme dan keragu-raguan. Mereka takut membuat keputusan yang salah misalnya, membuang barang yang mungkin mereka butuhkan di masa depan. Karena takut membuat pilihan yang salah, pasien memilih untuk menyimpan objek tersebut," tinjau NLM.

7. Alkohol & Penggunaan Zat Berbahaya


Alkohol & Penggunaan Zat Berbahaya
Pixnio

Beberapa penelitian menyebut penggunaan alkohol atau zat berbahaya dapat memicu munculnya perilaku hoarding disorder. Lembaga pemerhati trauma dan kesehatan mental BioTeamAZ melihat penderita hoarding disorder kerap dialami mereka yang memiliki sifat adiktif akan suatu hal, contohnya alkoholic.

"Sekitar setengah dari penderita hoarding disorder memiliki riwayat ketergantungan atau penyalahgunaan zat alkohol. Pasalnya hanya pasien dengan kepribadian yang sangat adiktif yang biasanya sering menimbun barang tak berguna," bunyi penelitiuan BioTeamAZ.

Nah, itu dia 7 faktor penyebab munculnya gangguan hoarding disorder. Semoga, sobat WowKeren terhindar dari sifar buruk satu ini ya. Sementara di artikel selanjutnya, WowKeren akan memberikan tips bijak guna mengurangi gejala hoarding disorder. Nantikan ya, see you!

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru