Pendiri Teater Koma Nano Riantiarno Meninggal Dunia, Prestasinya Gak Kaleng-Kaleng
Instagram/ratnariantiarno
Selebriti

Seniman legendaris sekaligus pendiri Teater Koma Nano Riantiarno meninggal dunia pada 20 Januari 2023 setelah sempat dirawat di rumah sakit. Mengawali karir di usia 16 tahun, prestasi Nano semasa hidup cukup mencuri perhatian.

WowKeren - Dunia seni dan teater Tanah Air tengah berduka. Salah satu seniman legendaris sekaligus pendiri Teater Koma Nano Riantiarno telah wafat pada 20 Januari 2023.

Kabar duka ini diungkap oleh istri Nano sekaligus aktris senior Ratna Riantiarno. Lewat Instagram, Ratna membagikan berita duka atas meninggalnya sang suami.

"Telah berpulang ke rumah Bapa di surga, suami, ayah, kakak, guru kamu tercinta, Norbertus (Nano) Riantiarno di rumah beliau, pada pagi hari Jumat, 20 Januari 2023 pukul 06.58 WIB," seru Ratna. "Mohon dimaafkan kesalahan beliau."

Instagram

Ratna Kabarkan Nano Meninggal

Ratna juga mengabarkan soal lokasi pemakaman Nano. Nantinya, seniman berusia 73 tahun itu dimakamkan di Taman Makam Giri, Tama,Tonjong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 21 Januari.


Sementara itu, penyebab sakit Nano ini belum diungkap oleh keluarga. Namun Nano sebelumnya sempat dirawat di RS Kanker Dharmais sejak akhir 2022

"Sudah 16 hari Pak @nanoriantiarno dirawat. Sejak 27 Desember hingga 11 Januari ini, kami tetap berjaga menanti kabar terbaru kondisi Pak Norbertus "Nano" Riantiarno. Kami dari Keluarga Besar Teater Koma dan Keluarga Riantiarno mengucapkan terima kasih untuk doa, dukungan dan semangat bagi kesembuhan Pak Nano," demikian keterangan dari pihak Teater Koma.

Putra Nano, Rangga, mengungkap jika sang ayah sempat sesak nafas saat dirawat di ICU. "Kondisinya memang sempat sesak nafas. Beliau sempat menjalani operasi pengangkatan tumor di paha kirinya dan puji Tuhan operasinya berjalan lancar. Karena memang sudah satu tahun ini beliau mengeluh sakit sehingga tumor yang sudah empat tahun itu akhirnya diangkat," kata Rangga.

Adapun semasa hidup, Nano telah menuai beragam prestasi. Ia sudah aktif di teater sejak usia 16 tahun dan mendirikan Teater Koma pada 1977 silam. Selama kepimpinannya di Teater Koma, Nano sudah menghasilkan pertunjukan yang mengundang kekaguman publik. Drama yang ia pentaskan diantaranya "Sampek Engtay", "Republik Bagong" dan mementaskan karya sastrawan kelas dunia, "Romeo Juliet".

Ia juga menuai rekor MURI lewat karya pentas "Sampek Engtay" yang meraih predikat sebagai karya pentas yang telah digelar selama 80 kali selama 16 tahun dan dengan 8 pemain serta 4 pemusik yang sama. Selain itu, Nano juga meraih penghargaan sebagai Penulis Skenario Terbaik di ajang FFI 1978 lewat film "Jakarta Jakarta". Ia juga sempat menang penghargaan Festival Film Tempo 2020 sebagai Aktor Pendukung di film "Bidadari Mencari Sayap". Selain itu, Nano juga menulis sejumlah buku populer seperti "Cermin Merah" dan "Sampek Engtay".

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel