Konflik SM dengan H.O.T & JYJ Soal Bayaran dan Kontrak Budak Diingat Lagi Seiring Kasus EXO-CBX
Selebriti

Grup generasi pertama, H.O.T, serta grup generasi kedua, TVXQ, juga sempat berkonflik dengan SM Entertainment terkat pembayaran yang tidak adil dan 'kontrak budak' yang terlalu lama dan merugikan.

WowKeren - Konflik antara SM Entertainment saat ini dengan Xiumin Baekhyun, dan Chen EXO (juga dikenal sebagai EXO-CBX) mengingatkan pada perlakuan mereka pada dua grup populer dari generasi sebelumnya. Grup generasi pertama, H.O.T, serta grup generasi kedua, TVXQ, juga sempat berkonflik dengan agensi tersebut.

SM Entertainment pernah mengalami perselisihan kontrak yang menyebabkan pembubaran H.O.T. SM memulai debut grup ini pada 1996, dan album debut grup itu sukses besar yang terjual 1,5 juta copy dan mereka dengan cepat menjadi sensasi di Korea dan bahkan internasional, dinominasikan untuk "Penghargaan Pilihan Pemirsa Internasional" di MTV Video Music Awards 1998.

Terlepas dari semua kesuksesan H.O.T, grup itu mengumumkan pembubaran mereka pada 2001. Member Jang Woo Hyuk, Tony An, dan Lee Jae Won semuanya mengumumkan keputusan mereka untuk berpisah dengan SM Entertainment karena mereka tidak dapat mencapai kesepakatan seputar kontrak. Fans kesal dengan pembubaran grup, dengan banyak protes di luar SM Entertainment.

Akhirnya, terungkap bahwa ketidaksepakatan dalam kontrak H.O.T. berasal dari kurangnya pembayaran yang memadai dari SM Entertainment untuk artis mereka. Meskipun H.O.T. terus menjual lebih dari satu juta copy album-album mereka, para member hanya menerima $10.000 USD (sekitar Rp 148,3 juta) untuk setiap 1 juta album yang terjual. Untungnya, setelah bubar, para member mengejar karir solo yang sukses dan bahkan mengadakan konser reuni untuk penggemar mereka.


Di sisi lain, sengketa hukum TVXQ dengan SM Entertainment adalah salah satu kasus paling terkenal di industri ini. Saat itu, tiga member yaitu Hero Jaejoong, Micky Yoochun, dan Xiah Junsu memutuskan untuk menuntut SM Entertainment.

Dilaporkan dalam sebuah wawancara bahwa member TVXQ hanya dibayar ₩11,0 miliar KRW (sekitar Rp 124,9 miliar) dalam setahun. SM Entertainment telah memberi mereka uang tunai dan menyediakan sedan impor mewah untuk tim. Dibagi lima, bayaran setiap member setelah dipotong pajak adalah ₩200 juta KRW (sekitar Rp 2,27 miliar) per tahun selama periode tersebut. Mengingat bahwa TVXQ adalah salah satu boy grup paling populer di generasi mereka, mencapai kesuksesan regional dan domestik, uang yang mereka terima tampaknya tidak seberapa.

Tidak mengherankan jika Jaejoong, Yoochun, dan Junsu mengajukan gugatan untuk mengakhiri kontrak eksklusif mereka dengan perusahaan pada tahun 2009. Mereka mengutip jadwal panjang yang diadakan tanpa persetujuan member, "kontrak budak" yang terlalu lama selama 13 tahun dan distribusi laba yang tidak adil sebagai alasan.

Pada bulan Oktober tahun yang sama, Pengadilan Distrik Pusat Seoul memberikan perintah kontrak sementara, dan aktivitas grup TVXQ di Korea dihentikan. SM Entertainment mengajukan gugatan balik pada April 2010 untuk memvalidasi kontrak mereka dan menuntut ganti rugi. Pada bulan Februari 2011, Pengadilan Distrik Pusat Seoul menolak perintah SM Entertainment.

Pada akhirnya, pada November 2012, arbitrase sukarela berlangsung dan SM Entertainment serta ketiga member mencapai kesepakatan bersama untuk menghentikan semua kontrak antara kedua pihak dan tidak mengganggu aktivitas satu sama lain di masa mendatang, sehingga menyelesaikan gugatan yang berlangsung selama tiga tahun dan empat bulan.

(wk/dewi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru