Detik-Detik Kondisi Fiersa Besari Lolos dari Maut usai 2 Pendaki Tewas Akibat Hipotermia
Instagram/fiersabesari
Selebriti

Fiersa Besar update status pada 1 Maret 2025 setelah insiden meninggalnya pendaki wanita Lilie Wijayati dan Elsa Laksono yang ikut dalam rombongan pendakian di Puncak Gunung Carstensz, Papua, 28 Februari.

WowKeren - Nama penyanyi sekaligus artis Fiersa Besari mendadak jadi trending di sosial media terutama platform X. Fiersa menuai dukungan setelah berhasil lolos dari maut dalam pendakian di Puncak Gunung Carstensz, Papua, 28 Februari.

Dalam unggahan 1 Maret, Fiersa tampak update dan mengunggah emoji patah hati. Ia agaknya berduka mengingat dua pendaki wanita yang sama-sama mendaki puncak Gunung Carstenz, Papua, dinyatakan meninggal dunia akibat hipotermia.

IG

Foto: Status Fiersa Besari Berduka, Sumber: IG

Adapun dua pendaki wanita itu bernama Lilie Wijayati dan Elsa Laksono. Berusia 60 tahun, Lilie merupakan perancang asal Bandung sedangkan Elsa bekerja sebagai dokter gigi di Jakarta. Kedua pendaki itu bersahabat baik dan sama-sama berasal dari SMA Dempo Malang.

Sementara itu, Fiersa awalnya dikira satu rombongan dengan dua pendaki yang meninggal itu. Namun, pihak polisi di Mimika beberkan jika Fiersa berbeda rombongan dengan Lilie dan Elsa.

X

Foto: 2 Pendaki Wanita Lilie Wijayati dan Elsa Laksono yang Meninggal di Carstensz, Papua, Sumber: X


"Dia memang terdaftar melakukan pendakian ke Carstensz tetapi berbeda rombongan dengan dua pendaki perempuan yang dikabarkan tewas," kata Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman, Minggu(2/3/2025). "Fiersa saat ini dalam kondisi sehat walafiat."

Sementara itu, Billyandha juga beberkan soal proses evakuasi jenazah Lilie dan Elsa. Untuk Elsa, jenazah sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Sedangkan jenazah Lilie masih berada di lokasi kejadian. Proses evakuasi akan dilanjutkan pada Senin (3/3) karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.

"Untuk satu pendaki yang rencana hari ini dilakukan evakuasi, tetapi karena cuaca kurang bagus, sehingga dilanjutkan besok pagi," terang Billy.

Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ignasius Benny Ady Prabowo, membeberkan jika musibah ini terjadi diduga kuat disebabkan oleh Acute Mountain Sickness (AMS), kondisi yang sering dialami pendaki di ketinggian ekstrem. Diungkap Benny, rombongan pendaki melakukan penyeberangan di jembatan Tyrollean pada Jumat 28 Februari. Berdasar info dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah, anggota tim telah berhasil mencapai puncak. Hanya saja, dua orang yakni Indira dan Saroni mengalami gejala AMS di area bawah puncak (teras besar), sementara tim tamu dan pemandu berada sebelum jembatan Tyrollean.

Tak lama, pendaki Nurhuda tiba di basecamp sendirian dalam kondisi mengalami gejala hiportemia sekitar pukul 20:45 WIB. Ia langsung meminta bantuan karena radio tidak berfungsi. Pemandu Yustinus Sondegau kemudian naik ke atas untuk membawa bantuan darurat, seperti sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio. Pemandu internasional juga ikut turun tangan membantu pendaki yang mengalami gejala hiptermia di Teras Dua. Sayangnya, Lilie dan Elsa tak bisa diselamatkan.

"Dengan cepat, satu pemandu internasional, Dawa Gyalje Sherpa, naik untuk memberikan pertolongan. Pendaki Poxy menginformasikan bahwa Dawa telah menghubungi basecamp dan sudah bertemu serta menangani salah satu dari ibu-ibu tersebut," kata Benny. "Namun, naasnya, pendaki Octries menginformasikan kepada pendaki Deshir bahwa kedua ibu tersebut di Teras Dua telah meninggal dunia. Pendaki Huda kemudian naik kembali ke Teras Dua untuk mencoba membantu pendaki Egi dan teman-teman di Summit Ridge. Untuk ketiga pendaki yang mengalami AMS, saat ini sudah dipindahkan ke basecamp Yellow Valley. Sementara itu, dua jenazah, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, masih dalam proses evakuasi ke basecamp Yellow Valley."

(wk/riaw)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Berita Terkait