Tak Hanya Soal Makanan, 'Aruna & Lidahnya' Sajikan Kisah Persahabatan Sehari-Hari
WowKeren/Fernando
Film

'Aruna & Lidahnya' menjanjikan kisah yang berbeda dari film Indonesia lainnya.

WowKeren - Jelang perilisan "Aruna & Lidahnya" pada 27 September mendatang, sejumlah kru dan pemain film melakukan jumpa pers bersama awak media. Meiske Taurisia selaku produser "Aruna & Lidahnya" menjelaskan bahwa film adaptasi novel karya Laksmi Pamuntjak ini dibuat dengan tujuan sederhana, yakni menggambarkan obrolan pertemanan dalam kehidupan sehari-hari.

"'Aruna & Lidahnya' kenapa kita mengadapatasi jadi sesuatu yang kita mau, highlight di film ini kita mau melihat kita sehari-hari gimana sih," ungkap Meiske. "Kalau kita lagi makan sama geng kita apa aja yang kita obrolin. Ini memotret obrolan sehari-hari."

"Semoga kita berterima kasih dan pertemanan kita sehari-hari menghargai geng," imbuh Meiske. "Berteman bukan sesuatu yang selalu setuju, bahwa hal kecil dalam hubungan kita mempererat."

Film "Aruna & Lidahnya" disutradarai oleh Edwin yang sebelumnya sukses dengan "Posesif" di tahun 2017. Dibanding target perolehan jumlah penonton, Edwin lebih fokus pada penerimaan masyarakat luas pada film terbarunya itu.

"Penghargaan penonton bonus aja. Berharap ditonton sebanyak-banyaknya," tutur Edwin. "'Posesif' kita punya target berbeda, itu kan film remaja, isu berbeda. Ini (filmnya) kasual dan santai, hal yang dibicarakan hal sehari-hari. Target semoga diterima di masyarakat luas, bisa merepresentasikan kehidupan mereka."

"Aruna & Lidahnya" rupanya memberi pengalaman baru bagi Edwin dari sisi dialog pemeran. Semangat dan dukungan empat karakter utama dalam film ini juga sangat memengaruhi kinerjanya sebagai sutradara.


"Ini pertama kali saya bikin film dalam empat karakter dan juga saya bekerja dengan empat aktor yang sangat semangat untuk menghadirkan sebuah obrolan yang wajar," cerita Edwin. "Dan itu usaha saya beri dukungan. Enggak banyak dialog film saya, kalau ini memang pengin menampilkan dialog dalam film sewajar-wajarnya."

Dian Sastro yang berperan sebagai Aruna menjelaskan perbedaan "Aruna & Lidahnya" dengan film Indonesia lain. Menurut Dian, film ini dapat mengajak penonton menikmati persahabatan sehari-hari, mulai dari obrolan ringan maupun konflik yang biasa terjadi.

"Saya ngerasa di Indonesia belum terlalu banyak film yang menceritakan detail empat karakter dengan cara yang berbeda. Biasanya kan melo-dramatis, ketakutan. Sebagai penonton film Indonesia saya menanti banget film ini sebagai menu dan suguhan film indonesia," kata Dian. "Ini sangat relate banget kan pertemanan. Ada yang mau makan, satu enggak, percaya sains, percaya agama. Menghadapi perbedaan dengan cara rileks, perbedaan itu dimana-mana."

Pendapat yang sama juga disampaikan Hannah Al Rasyid. Menurut Hannah, "Aruna & Lidahnya" bahkan dapat ditonton berulang-ulang karena cerita yang ringan dan detail yang disuguhkan.

"Ini kedua kali saya nonton. Film ini bisa ditonton berulang kali. Film ini menyuguhkan yang se-real mungkin," ujar Hannah. "Tatapan atau lirikan mata kecil yang bermakna itu ada. Ini kan drama romance ada komedinya juga ini pas banget sih. Semoga."

Empat tokoh dalam "Aruna & Lidahnya", termasuk Oka Antara dan Nicholas Saputra, dikisahkan sebagai sekelompok geng karyawan yang sama-sama masih single. Mereka nantinya akan membantu Aruna menyelesaikan pekerjaannya dengan berkuliner di beberapa kota, yakni Surabaya, Pamekasan, Pontianak, dan Singkawang.

(wk/nere)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terbaru