Anggota Dewan yang juga dekat dengan Trump menyarankan agar pemerintahan dibuka sementara demi mencegah pendeklarasian keadaan darurat nasional AS.
- Silmi Amalia Fidareni
- Senin, 14 Januari 2019 - 11:04 WIB
WowKeren - Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali mendapatkan kritik pedas. Pasalnya, hingga Senin (14/1) ini, Trump masih belum mencabut keputusannya untuk menutup pemerintahan AS lantaran konflik dengan Partai Demokrat.
Akibat kejadian ini, Trump berhasil memecahkan rekor penutupan pemerintahan terlama yang sebelumnya dipegang oleh Bill Clinton. Pada Sabtu (12/1) kemarin, Trump berhasil mengalahkan rekor Bill Clinton yang hanya melakukan penutupan pemerintahan selama 21 hari saja. Sedangkan Trump sudah mencapai 24 hari per hari ini.
Hal ini bukanlah sesuatu yang bagus. Penutupan pemerintahan ini diketahui menyebabkan sebanyak 800 pekerja federal tak mendapatkan gajinya. Mereka mulai merasa cemas lantaran banyak tagihan yang harus dibayar sementara mereka tak mendapatkan gaji karena tidak boleh bekerja.
Keputusan Trump yang tak kunjung membuka pemerintahan ini mendapatkan sorotan dari senator sekaligus orang yang dekat dengan Trump, Lindsey Graham. Ia mendesak Trump untuk membuka pemerintahan sementara demi menghindari keadaan darurat nasional yang bisa saja ditetapkan.
I’m in the White House, waiting. The Democrats are everywhere but Washington as people await their pay. They are having fun and not even talking!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) 13 Januari 2019
Graham menyatakan bahwa jika kesepakatan pendanaan antara Trump dan Partai Demokrat masih belum segera diselesaikan, maka Gedung Putih bisa saja mengumumkan keadaan darurat nasional. "Sebelum dia menarik steker pada opsi legislatif, dan saya pikir kita hampir sampai, saya akan mendesak mereka untuk membuka pemerintahan untuk waktu yang singkat, seperti tiga minggu, sebelum dia menarik steker (untuk) melihat apakah kita bisa mendapatkan kesepakatan," ungkap Graham kepada Fox News Sunday seperti dilansir BBC pada Senin (14/1).
Sementara itu, melalui cuitan di Twitter miliknya, Trump masih terus menyoroti kesepakatan pendanaan oleh Partai Demokrat. Ia menyebut masih terus menunggu respon dari Partai Demokrat.
(wk/silm)