Prabowo Ditolak Salat Jumat di Masjid Semarang, BPN Duga Ada Usaha Politisasi
Nasional

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menyayangkan pelarangan salat Jumat sang Capres di Masjid Agung Semarang.

WowKeren - Kabar penolakan salat Jumat Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto di Masjid Agung Semarang (Masjid Kauman) tengah ramai diperbincangkan. Takmir Masjid Kauman sebelumnya meminta agar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) melarang Prabowo melakukan salat Jumat di sana.

Menanggapi hal ini, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno pun buka suara. Mereka menyayangkan sikap takmir Masjid Kauman.

"Mau itu capres maupun masyarakat muslim lainnya," tutur juru bicara BPN Prabowo-Sandi, Rahayu Saraswati, dilansir CNNIndonesia.com, Kamis (14/2). "Punya hak untuk melakukan ibadah di manapun."

Rahayu menegaskan bahwa ibadah merupakan urusan pribadi seseorang dengan Tuhan. Ia juga yakin bahwa Prabowo memiliki niat ibadah yang tulus, bukan hanya sekedar pencitraan.

"Biarlah orang mau katakan apa. Toh pak Prabowo ibadah dan salat menghadap ke Tuhan, menghadap kiblat," jelas Rahayu. "Bukan ke kamera atau untuk orang lain."


Direktur Materi dan Debat BPN Prabowo-Sandi, Sudirman Said, juga menuturkan hal yang sama. Ia juga menduga bahwa ada pihak-pihak yang hendak mempolitisasi niat tulus Prabowo untuk beribadah.

"Saya kok menduga ini justru ada pihak lain yang mempolitisasi salat Jumatnya Pak Prabowo," ujar Sudirman. Ia lantas mengaku merasa prihatin dengan pelarangan salat Jumat Prabowo.

Menurut Sudirman, hal ini tidak sesuai dengan semangat Pancasila. Ia juga merasa bahwa larangan salat tersebut tidak mencerminkan masyarakat Indonesia yang bersifat demokratis.

"Saya prihatin dengan kejadian ini, mengingatkan pada masa kecil. Terakhir kali saya mendengar orang salat dilarang-larang waktu kecil tahun 60-an. Ada kelompok yang melarang musalanya dipakai karena beda aliran. Ada kelompok yang menghalangi rombongan mau salat Ied di lapangan," jelas Sudirman. "Beda pilihan ya biasa saja. Kok sampai ada pelarangan seorang calon presiden masuk ke masjid."

Sudriman menilai bahwa pelarangan salat Prabowo bukanlah sebuah representasi warga Semarang. Ia juga yakin bahwa keputusan pelarangan tersebut datang dari seluruh pengurus Masjid Kauman.

"Masjid Kauman punya sejarah panjang, pasti para pengurusnya memiliki kebijakan, keluasan pikiran, dan hati," ujar Sudirman. "Saya tidak percaya kalau mereka tega melarang-larang."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait