Bakamla Sebut Puluhan Kapal 'Nakal' Tiongkok Masih Singgah di Dekat Natuna
Nasional

Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) menyampaikan bahwa hingga Kamis (2/1) malam, kapal nelayan 'nakal' milik Tiongkok masih singgah di perairan dekat Natuna.

WowKeren - Hubungan Tiongkok dan Indonesia sedikit memanas beberapa waktu terakhir ini. Hal ini disebabkan oleh kapal Penjaga Pantai (Coast Guard) Tiongkok yang melanggar Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

Beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh kapal Tiongkok tersebut seperti melakukan pencurian ikan (illegal fishing) serta pelanggaran kedaulatan. Akibat dari persoalan ini membuat pemerintah menjadi turut menyoroti persoalan tersebut.

Namun, baru-baru ini Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla) melaporkan jika masih ada puluhan kapal nelayan Tiongkok yang bebas berlayar di landas kontinen Indonesia di sekitar perairan Natuna, Kepulauan Riau. Menurut Direktur Operasi Laut Bakamla, Laksamana Pertama Nursyawal Embun kapal-kapal tersebut dikawal oleh kapal penjaga pantai dan kapal perang China jenis fregat.

"Per hari ini kapal-kapal China masih ada di perairan kita, masih, masih ada," kata Nursyawal dilansir CNNIndonesia, Kamis (2/1). Ia kemudian mengatakan telah berupaya untuk melakukan pengusiran terhadap kapal-kapal "nakal" tersebut dari Natuna sejak 10 Desember 2019 lalu.


Kapal-kapal milik Tiongkok itu sebelumnya sempat menuruti permintaan untuk menjauh dari perairan Indonesia. Namun, beberapa hari setelahnya kembali memasuki dan mengambil ikan di landas kontinen Indonesia di sekitar Natuna.

"Kapal-kapal ikan itu saat dicek dari radar kami memang terdeteksi hanya beberapa tapi ketika kami cek ke lapangan kapal-kapal itu jumlahnya sampai 50-an, di atas 50-an bahkan dan dikawal dua coast guard dan satu kapal fregat Angkatan Laut China," jelasnya. Sayangnya, ia tidak bisa berbuat banyak untuk mengusir kapal-kapal Tiongkok tersebut karena dinilai lebih kuat.

Sejauh ini, Bakamla telah memerintahkan kapal-kapal Tiongkok itu untuk hengkang dari perairan Indonesia melalui komunikasi radio. Bahkan pihaknya sempat mengadang meski kapal-kapal China itu tetap berkeras berlayar di wilayah Natuna dengan dalih bahwa perairan itu milik mereka.

"Kami lalu lapor ke komando atas," tutupnya. "Kami mencegah terjadi perseteruan di tengah laut saat itu karena kita berhitung secara kalkulasi kemampuan mereka memang lebih (kuat)."

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait