KPK akhirnya merilis siaran pers demi mengumumkan status teranyar Harun Masiku dalam kasus suap DPR PAW, yakni sebagai DPO alias buron. Pasalnya sampai kini keberadaan Harun masih menjadi misteri.
- Elvariza Opita
- Rabu, 05 Februari 2020 - 16:24 WIB
WowKeren - Tersangka utama dalam kasus dugaan suap DPR RI pergantian antarwaktu (PAW), Harun Masiku, diketahui sampai sekarang belum berhasil ditangkap. Padahal sudah hampir sebulan terlalui sejak KPK mengendus keterlibatan sang politikus PDI Perjuangan dalam kasus yang turut menjerat eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Alhasil KPK pun mengambil langkah tegas dengan memasukkan Harun dalam daftar pencarian orang alias DPO. Status ini sejatinya sudah sejak lama disematkan kepada Harun, namun baru pada hari ini (5/2) KPK secara resmi merilis siaran pers terkait status terbaru Harun itu.
Rilis pers soal status DPO ini tak hanya dipublikasikan lewat situs resmi KPK. Di media sosialnya, termasuk di Twitter, KPK pun turut mengumumkan soal status teranyar Harun.
Bila diakses dari situs resminya, KPK pun turut mencantumkan biodata singkat sang tersangka. Tertulis pula perkara hukum apa yang tengah dihadapi Harun, lengkap dengan pasal-pasal yang menjeratnya.
Tak pelak rilis pers ini langsung menyita perhatian banyak pihak dan menuai beragam komentar. Namun kebanyakan dari warganet rupanya justru menyoroti pemilihan foto yang digunakan KPK dalam rilis pers tersebut.
Pasalnya KPK memilih memasang potret Harun yang benar-benar buram dan nyaris tak terlihat berwarna. Beberapa warganet pun terang-terangan mengaku tak lagi percaya dengan jalannya penyidikan kasus oleh KPK dibawah kepemimpinan Komjen Pol Firli Bahuri ini.
"Fotonya kok burem pdhal byk tuh fotonya yg lebih jelas,,gk profesional amat lu kapeka," kritik @anw***. "Sayembara: Dicari HM hidup atau mati dengan hadiah sepeda. Gitu dong," imbuh @sip*****12.
"Saran Min,, Kalo Bsa Fotonya Yg Pakai Baju Banteng & Buat Poster Sepeti Di Komik One Piece Dengan Tulisan Di Cari Hidup Atau Mati Hadiah Sekian Juta,," cuit @ini********ah. "Lah, khan situ2 tinggal kordinasi sama sesama penegak hukum. Khan, situ2 punya gugel longitut n latitut. TO target error radius 50m,interval 15menit. Sekarang pasti lebih canggih, dingguyu pithik pean sak gedung.. Pajak gw dibikin shitnetron azab begini," pungkas @luv*****uv.
(wk/elva)
