Didemo Massa #SaveBabi, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi Buka Suara
Nasional

Massa #SaveBabi diketahui menggeruduk Gedung DPRD Sumatera Utara pada Senin (10/2) kemarin. Pasalnya, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dikabarkan berencana untuk memusnahkan ternak babi di wilayahnya.

WowKeren - Gedung DPRD Sumatera Utara sempat digeruduk oleh massa aksi unjuk rasa #SaveBabi pada Senin (10/2) kemarin. Aksi tersebut dilancarkan lantaran Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dikabarkan berencana untuk memusnahkan ternak babi di wilayahnya.

Gubernur Edy pun akhirnya buka suara soal aksi unjuk rasa tersebut. Menurut Edy, tidak tepat apabila unjuk rasa tersebut diarahkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut.

Pasalnya, tutur Edy, Pemprov Sumut tidak berencana untuk memusnahkan seluruh babi yang ada di provinsi tersebut. "Yang mau memusnahkan (babi) siapa?" tutur Edy di Kantor Gubernur Sumut dilansir Kumparan pada Selasa (11/2).

Menurut Edy, Pemprov Sumut saat ini terus bekerja untuk menangani wabah virus flu babi dari Afrika (hog cholera atau African Swine Fever). Edy bahkan telah meminta kepada semua pihak yang terlibat dalam penanganan babi untuk turut mencari solusi persoalan ini.


"Untuk itu harus bersama-sama kita mengatasinya," terang Edy. "Tak bisa dijadikan itu persoalan, ribut sana ribut ini. Kita sudah berkali-kali rapat membahas bagaimana jalan keluarnya."

Lebih lanjut, sejauh ini upaya yang dapat dilakukan Pemprov Sumut hanya sebatas pencegahan saja. Di antaranya adalah pemberian disinfektan hingga memantau keluar masuknya babi dari daerah terjangkit virus hog cholera. Pasalnya, vaksin yang bisa menyembuhkan babi terjangkit virus tersebut masih belum ditemukan. Edy juga melarang masyarakat membuang babi yang sudah mati secara sembarangan.

"Satu-satunya jalan kita hanya mencegah dengan membersihkan tempat-tempat itu. Kedua babi-babi yang terinfeksi wabah hog cholera ini kita musnahkan yang terinfeksi," ujar Edy. "Karena belum ada obatnya. Kita melarang rakyat membuang babi-babi sembarangan kalau dia sudah mati."

Sementara itu, terkait permintaan ganti rugi dari pemilik babi yang mati, Edy menegaskan bahwa Pemprov Sumut tak dapat mengabulkan hal tersebut. Pasalnya, jumlah babi di Sumut saja mencapai 2 juta ekor, sehingga akan dibutuhkan dana Rp 4 triliun untuk mengabulkan permintaan ganti rugi. Meski demikian, Edy mengaku pihaknya tetap membahas bantuan pengganti pekerjaan masyarakat yang babinya mati terkena virus ini.

"Siapa yang mau ganti. Bukan itu persoalannya," pungkas Edy. "Kalau itu yang dia minta, enggak usah pakai demo. Itu lah yang kita bicarakan, itu kita bahas."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel