Batan Sebut Radiasi di Tangsel Menurun, Kisah Awal Penemuan Jadi Sorotan
Nasional

Batan mengklaim tingkat paparan zat radioaktif di Serpong, Tangerang Selatan sudah menurun sejak didekontaminasi beberapa hari lalu. Namun Batan masih bungkam soal penyebab radiasi.

WowKeren - Baru-baru ini warga Serpong, Tangerang Selatan dibuat geger dengan temuan zat radioaktif di sebidang tanah kosong daerah mereka. Tak main-main, Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menyebut Caesium 137 lah yang ditemukan di sana, sebuah zat radioaktif yang setipe dengan kejadian Chernobyl yang fenomenal.

Batan dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (Bapeten) pun melakukan berbagai upaya demi meminimalisir kontaminasi yang terjadi. Dan kekinian Batan mengklaim tingkat kontaminasi zat radioaktif di wilayah tersebut sudah berhasil menurun dengan signifikan.

"Sudah empat hari kita melakukan proses dekontaminasi. Hingga kemarin (Senin), luas lahan yang terkena paparan (radioaktif) sudah turun menjadi 30 meter persegi," kata Kepala Batan, Prof. Dr. Ir. Anhar Riza Antariksawan dalam konferensi pers di Gedung BPPT, Jakarta, pada Selasa (18/2).

Saat ini Batan mengaku fokus membersihkan limbah radioaktif dengan cara mengeruk tanah yang terpapar dan menampungnya sebelum dikelola lebih lanjut. Aktivitas yang dilakukan sejak beberapa hari lalu itu diketahui berhasil menurunkan tingkat radioaktivitasnya sampai 20 kali lipat lebih rendah.

"Setelah kita dekontaminasi, tingkat radioaktifnya menurun jadi 28 mikro sievert per jam," jelas Anhar, dilansir dari Suara. "Tadinya kan dari 140 mikro sievert per jam."


Ditemui di lokasi terpisah, Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama Batan, Heru Umbara juga menyampaikan hal senada. Ia pun menyebut barang bukti yang diperlukan sudah diserahkan kepada pihak kepolisian demi mengusut tuntas sosok yang bertanggung jawab atas temuan radiasi tersebut.

Sebagai pengingat, Batan mengklaim tak ada kebocoran pada reaktornya yang berlokasi tak jauh dari sana. Sehingga muncul dugaan bahwa radiasi yang ditemukan di wilayah tersebut merupakan ulah pihak tak bertanggung jawab yang membuat sembarangan limbah radioaktif.

Namun kronologi penemuan zat radioaktif itu justru lebih menarik perhatian masyarakat. Sebab rupanya daerah terpapar radiasi itu ditemukan secara tak sengaja oleh Bapeten.

Bapeten pada akhir Januari 2020 lalu rupanya mencoba alat pendeteksi radiasi yang baru dibeli. Kompleks Perumahan Batan Indah pun ikut menjadi lokasi uji coba alat, yang kemudian berujung pada penemuan wilayah terpapar tersebut.

Temuan itu kemudian dikembangkan lebih lanjut lantaran Bapeten tak menemukan indikasi kebocoran di sekitar reaktor milik Batan yang berlokasi 3 kilometer dari perumahan tersebut. Belakangan terungkap bahwa ada benda-benda yang pernah berhubungan dengan produk nuklir terkubur di sebidang tanah kosong tersebut.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait