WHO Sebut Obat Demam Jenis Ini Justru Perburuk Kondisi Pasien Corona
Dunia

Kendati belum memiliki vaksin penangkal, pasien positif COVID-19 bisa diobati dengan obat-obatan gejala flu yang biasa didapatkan di pasaran. Namun ada satu jenis obat yang belakangan dilarang oleh WHO.

WowKeren - Wabah virus Corona masih menjadi momok menakutkan bagi setiap individu dari berbagai penjuru dunia. Pasalnya virus ini diketahui begitu menular dengan kondisi belum ada vaksin penangkal yang bisa mengatasinya.

Namun demikian, sejauh ini pasien yang dinyatakan positif terjangkit COVID-19 tetap bisa disembuhkan. Pasalnya obat-obatan untuk mengobati gejala flu seperti batuk dan demam bisa diberikan kepada penderita COVID-19.

Tak perlu obat-obatan yang berdosis tinggi, nyatanya beberapa obat yang kerap ditemui di apotek pun bisa digunakan untuk mengobati gejala infeksi virus Corona. Namun rupanya WHO merekomendasikan pasien positif COVID-19 untuk menghindari satu jenis obat yang sejatinya lazim ditemui di kehidupan sehari-hari, yakni ibuprofen.

Sebagai informasi, ibuprofen merupakan obat yang tergolong dalam kelompok obat anti-inflamasi nonsteroid. Kandungan pereda nyeri di dalamnya berfungsi untuk mengurangi rasa sakit akibat peradangan. Dan bersama parasetamol, ibuprofen kerap digunakan untuk menurunkan demam.

Lantas mengapa ibuprofen justru dilarang penggunaannya oleh WHO? Rupanya WHO merujuk pada pernyataan Menteri Kesehatan Prancis, Oliver Veran, yang menyatakan ibuprofen justru bisa memperburuk efek dari virus Corona.


Veran sendiri diketahui mengutip hasil penelitian terkini dari jurnal medis The Lancet. Juru Bicara WHO, Christian Lindmeier, pun mengaku sependapat dengan Veran dan memberikan rekomendasi serupa.

"Kami merekomendasikan penggunaan parasetamol dan bukan menggunakan ibuprofen untuk pengobatan diri sendiri," tegas Lindmeier, seperti dikutip dari AFP, Kamis (19/3). "Ini penting."

Namun Lindmeier mengizinkan penggunaan ibuprofen selama dalam pengawasan dokter. Sedangkan konsumsi parasetamol, walau direkomendasikan, harap tetap dikontrol karena berisiko merusak hati.

Pernyataan tegas dari WHO ini pun ditanggapi oleh perusahaan farmasi Inggris yang memproduksi merek Nurofen. Obat ini sendiri juga mengandung senyawa aktif ibuprofen.

"Keselamatan konsumen adalah prioritas utama kami," ujar Reckitt Benckiser selaku juru bicara perusahaan tersebut. "Ibuprofen adalah obat-obatan yang dibuat dengan seksama menggunakan standar keselamatan yang bisa meringankan demam dan mengurangi sakit, termasuk sakit tenggorokan, selama lebih dari 30 tahun."

Di sisi lain, peneliti terus berpacu dengan waktu demi menemukan vaksin penangkal virus Corona. Kini titik terang soal vaksin pun tampak pasca Tiongkok mengklaim telah menemukan dan siap menguji cobanya ke manusia dalam waktu dekat.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru