Korban Jiwa Covid-19 di Italia Mulai Menurun, Bisakah Tingkat Kematian Indonesia Ikut Turun?
Dunia

Melansir situs bnonews, persentase kematian akibat virus corona (Covid-19) di Italia mencapai 9,51 persen. Sedangkan persentase kematian Covid-19 di Indonesia mencapai 8,46 persen.

WowKeren - Italia diketahui menjadi negara dengan jumlah kasus corona tertinggi di dunia setelah Tiongkok. Besarnya jumlah kasus di Italia juga diiringi dengan angka kematian yang tinggi.

Melansir situs worldometers pada Selasa (24/3) hari ini, jumlah kasus corona di Italia telah mencapai 63.927. Sedangkan pasien Covid-19 yang meninggal tembus 6.077 orang.

Pada Senin (23/3), Italia melaporkan adanya 602 kematian baru terkait Covid-19. Meski masih tinggi, namun angka kematian tersebut telah mengalami penurunan sejak Sabtu (21/3) pekan lalu. Diketahui, Italia melaporkan 793 kasus kematian pada Sabtu.

"Hari ini mungkin menjadi hari positif pertama yang kami alami dalam bulan yang sangat sulit ini," tutur pejabat kesehatan di wilayah utara Lombardy, Giulio Gallera, dilansir Reuters. "Ini memang bukan waktunya untuk menyanyikan kemenangan, namun kami mulai melihat cahaya di ujung terowongan gelap ini."

Daerah Lombardy sendiri merupakan wilayah yang paling menderita akibat pandemi corona. 62 persen kematian Covid-19 terdaftar di wilayah tersebut.


Meski demikian, Kepala Lembaga Kesehatan Nasional Italia Silvio Brusaferro menilai masih terlalu dini untuk mengatakan kasus Covid-19 mulai menurun. Pasalnya, penurunan jumlah tes yang dilakukan juga terjadi secara signifikan.

Sementara itu, di Indonesia sendiri tingkat kematian akibat Covid-19 juga tak kalah tinggi dibanding Italia. Melansir situs bnonews, persentase kematian di Italia mencapai 9,51 persen. Sedangkan persentase kematian di Indonesia mencapai 8,46 persen. Lantas, bisakah tingkat kematian Covid-19 di Indonesia menurun?

Peneliti Bidang Mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, lantas menjelaskan bahwa tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) dihitung berdasarkan jumlah kasus yang terdeteksi atau dilaporkan dibagi dengan jumlah kasus orang meninggal. Namun apabila jumlah kasus corona sebenarnya lebih banyak dari yang dilaporkan, maka tingkat kematian bisa saja lebih sedikit.

"Angka tersebut adalah angka perkiraan, yang mengartikan bahwa sebetulnya pada kondisi yang sebenarnya, bisa jadi jumlah penderita yang sebenarnya lebih banyak dan bisa jadi pula kasus kematian yang disebabkan oleh COVID-19 saja jumlahnya lebih sedikit," terang Sugiyono dilansir CNN Indonesia pada Selasa (24/3) hari ini.

Menurut Sugiyono, kemungkinan jumlah penderita lebih tinggi karena belum diketahui secara pasti orang yang terinfeksi virus corona. "Hal ini membuat jumlah penderita terlihat sedikit yang pada akhirnya akan 'meninggikan' persentase tingkat kematian, seperti pada kasus di Indonesia," ungkap Sugiyono.

Untuk mengurangi persentase kematian tersebut, Sugiyono menyarankan agar pemerintah melakukan pengujian masif yang menjangkau banyak orang. Hal ini dilakukan untuk mengkonfirmasi pasien yang positif, yang sembuh, dan yang meninggal dunia.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait