WHO Minta Vaksin Virus Corona Didistribusikan Secara Adil
Dunia

Seruan dari WHO tersebut muncul usai raksasa farmasi Prancis, Sanofi, menyatakan bakal mengirim vaksin ke AS jika sudah tersedia lantaran Washington membantu pendanaan perusahaan mereka.

WowKeren - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan tentang distribusi obat-obatan dan vaksin virus corona (COVID-19) yang harus adil. Menurutnya itu merupakan cara untuk mengalahkan pandemi.

"Model pasar tradisional tidak akan memberi hasil pada skala yang dibutuhkan untuk mencakup seluruh dunia," kata Ghebreyesus dalam pernyataan resminya pada Jumat (15/5) waktu setempat.

Dirjen WHO tersebut juga mengungkapkan bahwa saat ini para ilmuwan dan peneliti sedang bekerja dengan kecepatan tinggi untuk mengembangkan serta menemukan vaksin COVID-19. Kendati demikian, memang belum ada pihak yang dapat memprediksi kapan vaksin akan ditemukan.

Seruan dari WHO tersebut muncul karena Prancis marah setelah raksasa farmasi mereka, Sanofi, menyatakan bakal mengirim vaksin ke AS jika sudah tersedia. Sebelumnya, petinggi eksekutif Sanofi, Paul Hudson, memang mengatakan pengiriman vaksin diprioritaskan pada AS setelah Washington membantu pendanaan perusahaan mereka.

"Mereka (AS) sudah berinvestasi untuk melindungi rakyatnya, membuka ekonominya. Saya sudah menerangkan bahwa AS akan memperoleh dosis pertama," tuturnya pada Bloomberg beberapa waktu lalu.


Sontak saja pernyataan Paul Hudson tersebut langsung menimbulkan kontroversi dan mendapat kecaman banyak pihak. Salah satunya adalah Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe. Dalam kicauannya di Twitter, Philippe menegaskan bahwa kesetaraan untuk mendapatkan pengobatan virus corona adalah hal tak bisa ditawar.

Sementara Wakil Menteri Keuangan Agnes Pannier-Runacher menyatakan bahwa dia tak bisa menerima jika ada keuntungan dari negara yang sudah memberi finansial terlebih dahulu. Surat yang akan diserahkan kepada WHA itu menerangkan, saat ini bukan waktunya pasar berbicara, atau negara kuat bertindak dan mendapat obat terlebih dahulu.

Kemudian ada pula Ramaphosa sebagai Ketua Uni Afrika menyatakan, dia ingin agar obat-obatan terkait COVID-19 bisa diberikan ke semua orang gratis. "Tidak ada yang boleh memaksa sebuah pihak berada di antrean paling belakang karena cara hidup atau pendapatan mereka," tegasnya.

Di sisi lain, sebelumnya Direktur Program Kedaruratan WHO, Mike Ryan, sempat mengatakan bahwa wabah COVID-19 mungkin tidak akan pernah hilang meskipun vaksin ditemukan. "Penting untuk meletakkan ini di atas meja: virus ini dapat menjadi virus endemik lain di masyarakat kita dan virus ini mungkin tidak akan pernah hilang," ujarnya.

Ryan menyebut saat ini terdapat 100 vaksin potensial yang tengah dikembangkan untuk COVID-19. Namun dia mencatat ada penyakit lain, seperti campak, yang masih belum bisa dihilangkan walaupun telah ditemukan vaksinnya. "HIV belum hilang, tapi kita telah sepakat dengan virus ini," katanya.

Ryan juga mengaku tidak mempercayai siapa pun dapat memprediksi kapan COVID-19 akan hilang. "Saya pikir tidak ada janji dalam hal ini dan tidak ada tanggal. Penyakit ini bisa menjadi masalah yang lama atau mungkin juga tidak," imbuhnya.

(wk/luth)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait