Ramai Isu Teori Konspirasi COVID-19 dan WHO, Ridwan Kamil Punya Pandangan Lain
humas.jabarprov.go.id
Nasional

Ridwan Kamil menilai adanya orang yang meragukan WHO sebagai dinamika. Hal ini lantaran virus corona merupakan virus baru. Sehingga wajar jika orang-orang mulai berteori

WowKeren - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara mengenai ramainya isu teori konspirasi yang marak hingga menyebabkan sejumlah orang meragukan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menangani COVID-19.

Ia menilai adanya orang yang meragukan WHO sebagai dinamika. Hal ini lantaran virus corona merupakan virus baru. Sehingga wajar jika orang-orang mulai berteori dan menerka-nerka. "Kenapa ada dinamika? Karena virusnya baru. Semua orang berteori dan menerka," kara RK, Jumat (12/6).

Orang nomor satu di Jawa Barat tersebut kemudian mencontohkan ketika WHO mengumumkan bahwa hanya orang sakit saja yang memakai masker sedangkan yang sehat sebaiknya tidak. Namun rupanya imbauan ini dipatahkan dengan temuan baru. Dalam temuan baru tersebut diketahui jika virus bisa melalui udara dan menempel ke benda-benda tertentu.

"Contoh, WHO dulu mengumumkan yang sehat jangan pakai masker maka dalam situasi itu kita umumkan kan yang pakai masker yang sakit saja," ujar dia. "Ternyata ada temuan, bahwa virusnya lewat udara dan menempel itu kan temuan baru mengubah rekomendasi pakai masker, sekarang yang sehat pun pakai masker."


Menurutnya, WHO adalah organisasi yang memang ahli dalam bidang kesehatan. Sehingga ia percaya jika organisasi PBB ini mampu menangani COVID-19 yang memang merupakan tugas mereka.

"Ya saya sih percayakan pada syariatnya saja, hadisnya menyatakan bahwa serahkan segala urusan pada ahlinya," ujar RK. "Ya kalau WHO enggak dipercaya, mau percaya ke siapa lagi? WHO itu kumpulan dokter-dokter ahli peneliti kesehatan gitu kan."

Selama ini, RK selalu mengandalkan para ahli dan ilmuwan untuk meneliti virus corona. "Dan kalau hasilnya sama akan kita lakukan kebijakan, kalau berbeda ya kita menyesuaikan enggak harus mengikuti standar WHO," kata dia.

Terkait gelombang kedua COVID-19, RK sebelumnya menyebut jika potensi ini secara keilmuan pasti akan terjadi. "Tapi puncak kurvanya tidak sama dengan yang pertama," kata dia dalam konferensi video, Rabu (10/6).

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait