1.255 Penerbangan Dibatalkan Imbas Kasus Baru COVID-19 di Beijing
Dunia

Klaster baru virus corona (COVID-19) kembali di temukan di Beijing, Tiongkok. Demi mencegah penyebarannya, sejumlah bandara membatalkan lebih dari 1.200 penerbangan.

WowKeren - Tiongkok saat ini tengah menghadapi ancaman gelombang kedua virus corona (COVID-19). Pasalnya, jumlah kasus di Tiongkok kembali meningkat usai muncul klaster pasar tadisional di Beijing.

Imbas dari peristiwa tersebut, sejumlah bandara pun membatalkan lebih dari 1.200 penerbangan. Upaya tersebut dilakukan demi mengendalikan penyebaran virus corona.

Media pemerintah Tiongkok, People's Daily melaporkan setidaknya 1.255 penerbangan dibatalkan pada Rabu (17/6) ini. Nyaris 70 persen dari penerbangan itu bertujuan ke dan dari bandara-bandara di Beijing.

Selain itu, sekolah-sekolah di Beijing hari ini juga ditutup kembali terkait kemunculan klaster baru Corona di sebuah pasar. Ibu kota Tiongkok itu melaporkan 31 kasus baru infeksi Corona hari Rabu ini, sehingga kini jumlah kasus baru mencapai lebih dari 100 kasus.


Kemunculan kasus-kasus baru Corona ini memicu kekhawatiran akan munculnya gelombang kedua di Tiongkok. Puluhan ribu orang yang terkait dengan klaster baru di Beijing - diyakini berasal dari pasar makanan grosir Xinfadi yang luas - sedang dites Corona, dengan hampir 30 kompleks perumahan di kota itu sekarang ditutup (lockdown).

Pasar Xinfadi merupakan pasar grosir makanan terbesar di Beijing. Laporan media setempat mengatakan virus itu ditemukan di talenan, alas potong, yang digunakan untuk salmon impor di pasar. Hal ini pula yang mendorong supermarket besar di Beijing untuk menarik ikan dari rak-rak mereka.

Manajer umum pasar telah diberhentikan, bersama dengan pejabat lokal lainnya. Namun dalam komentarnya, Mike Ryan, kepala program kedaruratan WHO, bersikap hati-hati tentang penyebab wabah tersebut. Ia mengatakan bahwa dugaan dari talenan salmon itu hanyalah "hipotesis".

Para ahli kesehatan lain telah menunjuk bukti baru bahwa kontaminasi silang sebagai sumber yang lebih masuk akal. Kepala ahli epidemiologi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok (CDC) mengatakan jenis virus yang ditemukan di Beijing tidak menyerupai jenis yang beredar di seluruh negara itu, dan WHO juga mendesak China untuk berbagi urutan genetik dari jenis virus tersebut.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru