Bikin Nyesek, Israel Hancurkan Proyek Swadaya Pusat Pengujian Corona di Palestina
AP/Majdi Mohammed
Dunia

Israel dilaporkan menghancurkan sebuah fasilitas perawatan COVID-19 di Kota Hebron, Palestina. Padahal fasilitas itu dibangun secara swadaya oleh masyarakat setempat.

WowKeren - Perseteruan antara Israel dan Palestina terus bergulir kendati dunia sedang "panas" oleh pandemi virus Corona. Perseteruan ini pun tampaknya akan makin panas usai Israel dilaporkan menghancurkan pusat pengujian virus Corona milik Palestina yang terletak di Kota Hebron, di selatan kawasan Tepi Barat yang diduduki Israel.

Yang membuat situasi makin miris, pusat pengujian COVID-19 itu merupakan proyek swadaya masyarakat setempat. Diungkap oleh seorang insinyur berusia 35 tahun, Maswadeh, pusat pengujian itu dibangun atas permintaan pemerintah kota setempat.

Pemerintah kota meminta warga untuk mengumpulkan dana dan membangun klinik layanan melintas (drive through) untuk tes COVID-19. "Keluarga saya memutuskan untuk menyumbangkan tanah kami (yang berlokasi) di pintu masuk utara Hebron dengan tujuan membangun klinik tes COVID-19," ujar Maswadeh.

Klinik itu dibangun untuk mengenang sang kakek yang baru-baru ini meninggal karena terinfeksi virus Corona. Maswadeh mengatakan proyek itu menelan biaya keluarga sekitar USD 250 atau setara Rp 3,6 miliar.


Tanah itu terletak di Area C bagian Tepi Barat yang sepenuhnya dikendalikan oleh Israel. Di sana Israel hampir tidak pernah memberikan izin mendirikan bangunan kepada warga Palestina.

Namun Maswadeh juga mengungkapkan bahwa mereka mulai membangun pusat pengujian tanpa seizin pihak Israel. "Jika kami mengajukan izin, kami tidak akan mendapatkan (izin tersebut). Kami kira mungkin selama COVID-19, (kami) akan mendapat beberapa pengecualian," imbuh Maswadeh.

Sedianya pusat ini untuk mengurangi beban rumah sakit akibat pasien COVID-19. Dan selama proses pembangunan pun pihak Israel, yang notabene berada di wilayah tersebut, tampak tidak memberikan komentar apapun.

Namun tiba-tiba pada 12 Juli 2020 kemarin, seorang komandan tentara Israel untuk menghentikan pembangunan. Situasi ini pun membuat pejuang hak asasi manusia menyuarakan rasa frustrasinya lantaran fasilitas kesehatan tersebut diperlukan untuk mengendalikan wabah COVID-19 di Hebron.

"Dengan cara ini kami bisa mengendalikan orang-orang yang keluar-masuk Hebron dan mengendalikan (penyebaran) virus secara lebih baik," terang pengacara HAM, Farid al-Atrash (44). Menurut Atrash, penghancuran ini bisa menjadi cara bagi Israel untuk menekan pemerintah Palestina agar melanjutkan koordinasi birokrasi.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait