Sempat Diperdebatkan, AS Kini Setujui Penggunaan Antibodi 'Trump' Jadi Obat Darurat Corona
AP/Ted S. Warren
Dunia

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat akhirnya setuju untuk menggunakan penggunaan antibodi REG-COV2 yang pernah digunakan oleh Presiden Donald Trump untuk mengobati pasien COVID-19.

WowKeren - Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat (AS) menyetujui antibodi REG-COV2 milik perusahaan Regeneron untuk obat darurat menangani pasien corona (COVID-19) pada Sabtu (21/11). Perlu diketahui, antibodi tersebut pernah dipakai oleh Presiden AS Donald Trump sebelum dibawa ke rumah sakit militer Walter Reed.

Dikutip dari AFP, Senin (23/11), REG-COV2 disetujui setelah terbukti mengurangi perawatan pasien COVID-19 dengan kondisi ringan di rumah sakit. Obat tersebut juga digunakan untuk orang-orang yang belum dirawat di rumah sakit dengan risiko tinggi.

"Menyetujui pengobatan antibodi monoklonal ini dapat membantu pasien rawat jalan menghindari rawat inap dan mengurangi beban sistem perawatan kesehatan kami," kata Komisaris FDA, Stephen Hahn.

Presiden sekaligus CEO Regeneron, Leonard Schleifer, menjelaskan penyetujuan ini merupakan langkah penting dalam melawan COVID-19. Pasien dengan risiko tinggi akan memiliki akses antibodi yang menjanjikan.

Pengobatan REG-COV2 merupakan pengobatan antibodi sintetis kedua yang menerima persetujuan penggunaan darurat dari FDA. Sebelumnya ada persetujuan serupa pada pengobatan yang dikembangkan oleh Eli Lilly pada 9 November.


Secara alami, sistem kekebalan manusia mengembangkan protein untuk melawan infeksi yang disebut antibodi. Namun, tak semua orang bisa memproduksi antibodi yang memadai sehingga antibodi dibuat di laboratorium, seperti Regeneron dan Lilly.

Obat Regeneron ini dikenal juga dengan sebutan antibody cocktail atau pengobatan antibodi koktail. Sama seperti koktail lainnya, terapi antibodi koktail ini juga merupakan campuran dua atau lebih antibodi yang direkayasa di laboratorium.

Antibodi Regeneron juga menggabungkan antibodi monoklonal yang menargetkan protein lonjakan yang digunakan virus untuk masuk ke dalam sel sehat dan antibodi lain yang menargetkan bagian berbeda dari virus corona. Antibodi ini dapat menjebak dan menghambat replikasi virus sehingga bisa mencegah virus berkembang semakin parah.

Sebelumnya, pengobatan antibodi ini kepada Trump telah mendapatkan kecaman keras dari pakar kesehatan. Dokter pengobatan darurat di Rumah Sakit Wanita dan Brigham di Boston, Dr. Jeremy Faust, menyatakan bahwa memberikan pengobatan yang belum terbukti kepada Presiden tidak terlihat bagus.

"(Obat) Ini belum siap untuk prime time, dan terus terang, ini mengirimkan pesan bahwa mereka sedang bersikap serampangan," ujar Faust. Ia juga menilai hal ini akan membuat pasien COVID-19 mencari pengobatan yang sama dengan Trump.

"Saya tidak dapat menatap mata mereka (pasien) dan memberitahu mereka bahwa saya mengetahui risiko dan manfaatnya (obat Regeneron). Itu preseden yang sangat buruk," jelas Faust.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait