Trump Diberi Obat COVID-19 yang Masih Dalam Percobaan, Pakar Kesehatan   Beri Kecaman
AP
Dunia

Presiden AS Donald Trump dilaporkan mendapat satu dosis obat antibodi Regeneron. Adapun perawatan antibodi monoklonal Regeneron masih berada dalam tahap uji klinis skala besar.

WowKeren - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang dikonfirmasi positif COVID-19 sempat menjalani isolasi mandiri di Gedung Putih. Namun, Trump kini sudah dipindahkan ke pusat medis Walter Reed di Maryland, usai dilaporkan mengalami gejala ringan seperti demam.

Trump dilaporkan mendapat satu dosis obat antibodi Regeneron, yang notabene masih eksperimental dan belum terbukti. Perawatan antibodi monoklonal eksperimental Regeneron masih berada dalam uji klinis skala besar, namun penggunaan pribadi bisa diberikan jika disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

Dokter Gedung Putih, Sean Conley, menerangkan bahwa Trump satu dosis 8 gram obat antibodi ganda Regeneron pada Jumat (2/10). "Selain antibodi poliklonal, Presiden telah mengonsumsi zinc, vitamin D, famotidine, melatonin dan aspirin setiap hari," ungkap Conley dilansir CNN pada Sabtu (3/10).


Namun pemberian obat yang masih dalam tahap eksperimental ini menuai kecaman dari sejumlah pakar medis. Dokter pengobatan darurat di Rumah Sakit Wanita dan Brigham di Boston, Dr. Jeremy Faust, menyatakan bahwa memberikan pengobatan yang belum terbukti kepada Presiden tidak terlihat bagus.

"(Obat) Ini belum siap untuk prime time, dan terus terang, ini mengirimkan pesan bahwa mereka sedang bersikap serampangan," ujar Faust. Ia juga menilai hal ini akan membuat pasien COVID-19 mencari pengobatan yang sama dengan Trump. "Saya tidak dapat menatap mata mereka (pasien) dan memberitahu mereka bahwa saya mengetahui risiko dan manfaatnya (obat Regeneron). Itu preseden yang sangat buruk," jelas Faust.

Meski demikian, CEO Regeneron, Dr. Leonard Schleifer, menyatakan bahwa uji klinis mereka menunjukkan hasil yang menjanjikan. Mantan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Dr. Thomas Frieden, juga setuju atas pernyataan tersebut.

"Dia berada dalam kelompok berisiko lebih tinggi karena berbagai alasan seperti usia yang lebih tua. Dan jika kami memberikan antibodi kami, kami berharap kami akan memberikan dorongan yang cukup untuk sistem kekebalannya sehingga dia dapat menang (dari COVID-19) dan pulih secara total," ujar Schleifer. "Kami memiliki banyak data tetapi kami masih dalam tahap percobaan, tetapi ketika Anda berada di tengah-tengah pandemi dan ada orang yang berisiko, kami pikir masuk akal untuk mencobanya."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru