Ngeri! 600 Mayat Korban COVID-19 New York Masih Tersimpan di Truk Pendingin Selama 8 Bulan
Getty Images/Anadolu Agency
Dunia

Staf medis menemukan bahwa dalam beberapa kasus, kerabat yang mereka coba hubungi telah meninggal. Selain itu biaya penguburan juga menjadi penyebab lain

WowKeren - Ratusan jenazah pasien yang meninggal akibat pandemi COVID-19 di New York rupanya masih tersimpan dalam truk lemari es. Jenazah tersebut berasal dari gelombang pertama pandemi dan diperkirakan jumlahnya lebih dari 600 mayat.

Berdasarkan laporan dari Wall Street Journal, penumpukan jenazah itu juga bukan tanpa alasan, Sulitnya melacak kerabat yang bersangkutan hingga faktor biaya penguburan disebut menjadi sumber penyebab masih banyaknya jenazah yang masih tersimpan di sana.

Truk-truk tersebut merupakan tempat penyimpanan sementara yang didirikan di dermaga Brooklyn untuk menangani lonjakan kematian akibat pandemi pada Maret lalu, ketika New York menjadi pusat pandemi di AS.

Kala itu, kamar jenazah yang ada di rumah sakit sudah tak mampu lagi menampung lonjakan kematian. Hal ini membuat kantor kepala pemeriksa medis kota menjadi kewalahan.


Surat kabar Business Insider melaporkan jika Dina Maniotis, seorang administrator senior di kantor kepala pemeriksa medis harus menangani 200 jenazah yang harus diproses setiap harinya. Jumlah ini lebih banyak 10 kali lipat dibanding yang biasa ia tangani bersama timnya.

Staf medis menemukan bahwa dalam beberapa kasus, kerabat yang mereka coba hubungi telah meninggal. hal itu sebagaimana disebutkan Aden Naka selaku wakil direktur investigasi forensik. Selain itu biaya penguburan juga menjadi masalah lain penyebab masih menumpuknya jenazah di sana.

Meskipun pemerintah kota telah meningkatkan bantuan penguburan dari 900 dolar AS menjadi 1.700 dolar AS di bawah arahan darurat, namun biaya pemakaman masih berada di luar jangkauan bagi banyak keluarga. Sementara itu, New York juga menyiapkan lahan penguburan gratis.

Penguburan ini terletak di Pulau Hart. Di tempat tersebut, New York telah lama menguburkan orang-orang yang tidak diketahui kerabatnya, atau yang keluarganya tidak mampu membayar pemakaman.

"Kami bekerja dengan mereka sehalus mungkin dan membujuk mereka untuk membuat rencana," kata Maniotis. "Banyak dari mereka akan memutuskan ingin pergi ke Pulau Hart, dan itu tidak masalah."

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru