KNKT Duga Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Hancur Gegara Menabrak Air, Ini Penyebabnya
Reuters/Thomas White
Nasional

Tragedi yang dialami pesawat Sriwijaya Air SJ182 sampai saat ini masih menjadi sorotan nasional. Pencarian dan upaya evakuasi terus berusaha dilakukan tim gabungan.

WowKeren - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) ikut menyelidiki tragedi nahas yang menyebabkan pesawat Sriwijaya Air SJ182. Diketahui pesawat rute Jakarta-Pontianak itu jatuh di sekitar Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) sore kemarin dan hingga kini masih terus dalam pencarian.

Terkait dengan tragedi yang terjadi, KNKT menduga pesawat nahas itu sudah hancur, namun bukan akibat ledakan di udara. Menurut KNKT, pesawat diperkirakan jatuh dalam keadaan utuh dan jatuh akibat berbenturan dengan air laut dalam kecepatan tinggi.

"Iya (pesawat hancur karena benturan di air), bukan karena ledakan di udara," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di Kompas TV, Minggu (10/1). Soerjanto pun mengungkap alasan di balik kesimpulan yang disebutkannya itu.

Yang sangat jelas adalah serpihan pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang ditemukan dalam keadaan normal. Artinya, tidak ada indikasi kehancuran akibat ledakan di udara.


"Serpihan-serpihan yang ditemukan itu masih tidak ada indikasi-indikasi sesuatu yang tidak normal, semuanya masih normal saja," terang Soerjanto, dilansir pada Senin (11/1). "Tidak ada hal yang mencurigakan, tidak ada kerusakan, ya memang hancur tapi hancurnya natural karena benturan ke air."

Kendati demikian, KNKT masih sebatas menduga kondisi kecelakaan lantaran hingga kini black box pesawat masih dalam pencarian. Yang terbaru lokasi black box sudah berhasil diidentifikasi dan ditandai oleh tim gabungan.

Bila menggambarkan situasinya berdasarkan keterangan yang dihimpun sampai saat ini, tampaknya memang pesawat bertipe Boeing itu jatuh dari ketinggian belasan ribu kaki dalam kecepatan tinggi. Sehingga tidak aneh bila kemudian kesaksian dari warga sekitar mengungkap ada dentuman dan kenaikan air laut.

Hal ini seperti disampaikan Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu yang menyebut ada nelayan yang melihat air laut naik sampai 15 meter. "Jadi dia lagi melaut mendengar dentuman suara kemudian air naik dia melihat airnya naik sekitar 10 sampai 15 meter," jelas Eko, dilansir dari Kompas.

Namun demikian, Eko menegaskan bahwa nelayan tersebut tidak melihat pesawat yang jatuh di perairan. "Dia tidak melihat pesawat, dia mendengar suara dentuman terus melihat air naik, setelah itu dia langsung kembali, baru melapor ke kapospol. Takut dia kirain kan musibah apa, karena saat itu kan hujan deras," pungkas Eko.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru