Jangan Lengah! WHO Ungkap Pandemi COVID-19 Tahun 2021 Bakal Lebih Berat Dari 2020
Reuters/Denis Balibouse
Dunia

Perbedaan bagaimana virus corona baru menyebar, terutama saat munculnya varian yang lebih menular, menjadi salah satu hal yang menguatkan pernyataan WHO ini.

WowKeren - Beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, diketahui menjalani tahun 2020 dengan berbagai rintangan karena pandemi COVID-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tahun 2021 ini mungkin lebih berat dihadapi daripada 2020.

Hal ini diungkapkan tanpa alasan. Dilansir dari CNBC, perbedaan bagaimana virus corona baru menyebar, terutama saat munculnya varian yang lebih menular, menjadi salah satu hal yang menguatkan pernyataan WHO ini.

"Kami akan memasuki tahun kedua. Bahkan bisa lebih sulit mengingat dinamika transmisi dan beberapa masalah yang kami lihat," ungkap Mike Ryan, direktur eksekutif program kedaruratan kesehatan WHO, Rabu (13/1).

WHO mengatakan setelah dua minggu lebih ada sedikit kasus yang dilaporkan, namun sekitar lima juta kasus baru dilaporkan minggu lalu. Hal ini diungkapkan berdasarkan pembaruan epidemiologi terbaru.


Pihak WHO membeberkan kemungkinan, peningkatan ini sebagai akibat dari lemahnya pertahanan selama musim liburan. Beberapa negara di bagian utara bumi diketahui sedang mengalami musim dingin, hal ini juga turut menyumbang jumlah kasus positif COVID-19.

"Pastinya di belahan bumi utara, khususnya di Eropa dan Amerika Utara, kami telah melihat badai musim yang sempurna seperti itu, dingin. Orang-orang masuk ke dalam, percampuran sosial yang meningkat dan kombinasi faktor-faktor yang telah mendorong peningkatan penularan di banyak, banyak negara," ujar Ryan.

Pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove juga turut menanggapi hal ini. Ia memperingatkan jika setelah liburan, situasi di beberapa negara akan menjadi jauh lebih buruk sebelum menjadi lebih baik.

Di tengah kekhawatiran yang berkembang dari varian virus corona yang lebih menular, pemerintah di seluruh Eropa mengumumkan pembatasan virus corona yang lebih ketat dan lebih lama. Pembatasan termasuk persyaratan kantor pusat dan penutupan toko di Swiss, keadaan darurat Italia yang diperpanjang, dan upaya Jerman untuk lebih mengurangi kontak antara orang-orang.

"Saya khawatir kami akan tetap berada dalam pola puncak dan palung dan puncak dan palung. Kami dapat melakukannya dengan lebih baik," sahut Van Kerkhove.

(wk/putr)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait