Muncul Fenomena 'Salmon Chaos' di Taiwan, Para Pemuda Rela Ganti Nama Demi Sushi Gratis
Unsplash/Ramille Soares
SerbaSerbi

Pemerintah Taiwan dibuat repot gara-gara banyak anak muda menyerbu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil karena ingin mengganti nama menjadi salmon. Fenomena ini diberi nama 'Salmon Chaos'.

WowKeren - Sebuah fenomena yang diberi nama "Salmon Chaos" baru-baru ini membuat Pemerintah Taiwan kerepotan. Pasalnya, para anak-anak muda menyerbu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil karena ingin mengganti namanya menjadi salmon.

"Kegilaan" terjadi setelah jaringan restoran Jepang Sushiro menjanjikan makanan sushi gratis kepada pelanggan yang namanya termasuk karakter tradisional Tiongkok "guiyu", yang berarti salmon. Pelanggan dengan nama yang terdengar mirip dengan "salmon" nantinya akan dapat menikmati makanan dengan setengah harga.

Penawaran tersebut tentunya sangat menarik. Dory Wang, seorang manajer pemasaran Sushiro, mengatakan sekitar 200 pelanggan dengan nama "Salmon" di kartu identitas mereka telah mengunjungi salah satu cabang restoran tersebut pada hari Rabu.

Orang Taiwan memang menyukai makanan laut. “Kami menghargai mereka yang bersedia mengubah nama mereka untuk sushi kami,” kata Wang dikutip dari The Washington Post, Jumat (19/3).


Namun, bagi sejumlah orang fenomena ini rupanya menimbulkan kerepotan bagi pejabat pemerintah. “Lima orang meminta perubahan nama hari ini dan enam lainnya kemarin,” kata Ou Minxin, seorang pejabat di kantor pendaftaran rumah tangga setempat di Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan. “Kami telah melihat perubahan nama seperti 'Hotness Salmon', 'Dip Wasabi and Eat Salmon,' dan 'Can Can't Help but Want to Eat Free Salmon.'”

Ou mengatakan kebanyakan dari mereka mengganti nama mereka kembali setelah makan. “Memang menambah beban kerja kami, tapi cukup menarik,” ujarnya.

Munculnya fenemona ini, membuat Kementerian Dalam Negeri Taiwan memposting pengumuman di Facebook bahwa seseorang hanya dapat mengganti namanya tiga kali seumur hidup, menjelaskan bahwa dua di antaranya akan sia-sia jika seseorang mengubah namanya menjadi "Salmon" dan sebaliknya.

"Perubahan nama semacam ini tidak hanya membuang waktu tetapi juga menyebabkan dokumen yang tidak perlu," kata Wakil Menteri Dalam Negeri Chen Tsung-yen kepada wartawan saat ia mendesak masyarakat untuk "menghargai sumber daya administratif."

Sebelumnya, ada seorang warga yang memutuskan untuk menambahkan 36 karakter ke namanya, termasuk karakter bertema makanan laut seperti "kepiting" dan "lobster," lapor media lokal. Dia adalah seorang siswa berusia 19 tahun yang mengubah namanya menjadi "Salmon Hong". Hal ini dilakukannya untuk mewakili keberaniannya melakukan apapun yang dia inginkan.

(wk/nidy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait