Dikira Meninggal, Wanita Ini Bikin Kaget Usai Menangis Saat Hendak Dikremasi
commons.wikimedia.org/Gregor Younger
SerbaSerbi

Wanita yang bernama Shakuntala Gaikwad, dinyatakan positif COVID-19 beberapa hari lalu. Dia diisolasi di rumah. Namun kondisinya kian memburuk karena usia yang sudah tua.

WowKeren - Sebuah kejadian aneh terjadi di India belum lama ini. Seorang wanita berusia 76 tahun yang dinyatakan positif COVID-19 membuat para pelayat kaget ketika dirinya bangun hanya beberapa menit sebelum dikremasi.

Sebelumnya, wanita tersebut diyakini sudah mengembuskan napas terakhirnya. Namun alangkah terkejutnya pihak keluarga ketika ia tiba-tiba menangis lalu membuka matanya ketika keluarganya melakukan persiapan untuk upacara terakhirnya.

Adapun peristiwa ini terjadi di desa Mudhale di Baramati. Wanita yang bernama Shakuntala Gaikwad, dinyatakan positif COVID-19 beberapa hari lalu. Dia diisolasi di rumah. Namun karena usia yang sudah tua, kondisinya pun kian memburuk.

Hal ini kemudian mendorong pihak keluarga untuk membawanya ke rumah sakit setempat. Namun sayangnya, mereka tidak berhasil mendapatkan tempat tidur untuknya di rumah sakit yang ada di Baramati. Saat mereka menunggu di dalam mobil, wanita itu jatuh pingsan dan berhenti bergerak. Keluarga berasumsi bahwa wanita itu telah meninggal.


Pihak keluarga pun segera membawanya pulang untuk mulai mempersiapkan proses kremasi. Saat kerabat berduka atas kehilangannya, wanita itu ditempatkan di usungan untuk perjalanan terakhirnya. Tiba-tiba, wanita itu mulai menangis dan kemudian membuka matanya.

Tak pelak hal ini pun membuat keluarga terkejut bukan main. Keluarga pun segera membawanya ke rumah sakit. Saat ini, wanita itu dirawat di Rumah Sakit Silver Jubilee di Baramati untuk perawatan lebih lanjut, kata Dr Sadanand Kale, pendiri Rumah Sakit Silver Jubilee.

Sementara itu, kasus COVID-19 di India mulai menurun setelah beberapa waktu terakhir menuai perhatian dunia karena kondisi pandemi yang pelik. Meski demikian, angka kematian masih tinggi di atas 4.000 jiwa.

Menanggapi hal ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) justru mengkritisi kurangnya pengujian di daerah perdesaan, yang dianggap sebagai tempat virus menyebar dengan cepat. "Pengujian masih tidak memadai di banyak negara bagian. Dan jika kita melihat tingkat positif pengujian yang tinggi, jelas ini belum cukup," ujar Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan kepada surat kabar Hindu.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru