Kasus COVID-19 Malaysia Naik, Perdana Menteri: Lockdown Akan Jamin Keamanan Tapi Ekonomi Bisa Runtuh
AP Photo
Dunia

Sejumlah negara di dunia mengalami pilihan yang tidak mengenakan akibat pandemi COVID-19, seperti Malaysia. Pemerintah Malaysia dihadapkan dengan pilihan antara membiarkan rakyatnya meninggal atau ekonomi yang runtuh.

WowKeren - Pandemi COVID-19 masih menjadi permasalahan global. Setiap negara di dunia mengerahkan segala kekuatan dan kemampuannya untuk bisa mengatasi pandemi COVID-19, termasuk Malaysia.

Pada Minggu (23/5), Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin menghadiri sebuah wawancara yang disiarkan oleh "RTM" dan "Bernama TV". Pada wawancara tersebut, Yassin mengatakan bahwa sejumlah masyarakat meminta untuk diterapkan kembali kebijakan pembatasan yang lebih ketat seperti lockdown.

Akan tetapi, Yasssin menyampaikan bahwa jika penguncian wilayah untuk mengatasi COVID-19 dilakukan kembali seperti tahun sebelumnya, hal itu akan beresiko pada ekonomi di Malaysia bisa runtuh. Permintaan tersebut disebabkan oleh kasus COVID-19 di Malaysia yang mengalami peningkatan belakangan ini.

"Kami (bisa) menutup semuanya dan duduk diam, pabrik tutup dan semua orang tetap di rumah dan itu menjamin keamanan," jelas Yassin dalam wawancara. "Mudah bagi pemerintah dan Kementerian Kesehatan untuk mengatur hidup kita."

"Kami melihat kasusnya meningkat, jadi saya membuat keputusan untuk menutup semuanya (tahun lalu)," lanjutnya. "Saat itu kasusnya sedikit, mudah dikelola, hanya beberapa klaster, tapi tidak tersebar luas di komunitas kami, dampaknya terhadap perekonomian sangat besar."


Lebih lanjut, pada saat diberlakukan penguncian wilayah kala itu, Yassin menuturkan bahwa Malaysia hampir mengalami keruntuhan ekonomi. Malaysia kehilangan sekitar RM2,4 miliar atau setara dengan sekitar Rp8,3 triliun per hari. Pemerintah memberikan bantuan kepada warganya dengan total RM340 miliar.

Yassir menerangkan kondisinya telah berbeda dengan tahun sebelumnya yakni penyebaran COVID-19 saat ini jauh lebih parah. Maka dari itu, jika diberlakukan penguncian wilayah kembali, pemerintah Malaysia membutuhkan dana sekitar setengah triliun.

"Jika kami perlu melakukannya lagi (dan memberikan bantuan ekonomi), kami membutuhkan lebih banyak uang," tegasnya. "RM340 miliar tidak akan cukup karena dampaknya lebih buruk, saya perlu menyisihkan setengah triliun. Tapi apakah kita punya setengah triliun?"

"Itu sebabnya kami belajar selama setahun terakhir, kami tidak bisa menutup perekonomian," imbuhnya. "Kita harus menyeimbangkan kehidupan dan mata pencaharian ."

"Saya pikir hidup itu penting karena saya tidak ingin orang mati karena kelalaian kita atau kecerobohan mereka," tandas Yassin. "Tapi saya juga tidak ingin ekonomi kita ambruk ke titik di mana orang tidak punya uang untuk makan."

(wk/wahy)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru