Strategi Kemenkes Atasi Lonjakan COVID-19: Bangun IGD Tenda dan 'Depak' Pasien Wisma Atlet
Unsplash/Mufid Majnun
Nasional

Menkes Budi Gunadi Sadikin membeberkan langkah strategis mengatasi 'kelangkaan' fasilitas perawatan COVID-19, seperti dengan mengubah 3 RS untuk penuh merawat pasien positif.

WowKeren - Lonjakan kasus COVID-19 menimbulkan sejumlah akibat, termasuk soal tingkat keterisian rumah sakit. Bahkan di beberapa daerah yang lonjakan COVID-19-nya begitu tinggi, seperti DKI Jakarta, pasien begitu membludak bahkan sampai ada yang mengamuk karena tak segera mendapat kamar inap.

Karena itulah pemerintah menyiapkan sejumlah strategi selain Satuan Tugas Penanganan COVID-19 meminta agar tidak semua masyarakat positif dibawa ke RS. Salah satunya dengan mengubah 3 rumah sakit pemerintah untuk secara penuh melayani pasien COVID-19.

"Di antaranya mengonversikan tiga rumah sakit besar pemerintah. Yaitu RS Fatmawati, RS Sulianti Saroso, dan RSUP Persahabatan untuk menjadi seratus persen rumah sakit yang menangani COVID-19," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi persnya, Jumat (25/6).

"Dengan demikian, ada ratusan tempat tidur baru lengkap dengan peralatan,. Lengkap dengan dokter-dokter yang berpengalaman, lengkap dengan perawat-perawat berpengalaman, untuk bisa melayani pasien yang sakit di DKI Jakarta," sambungnya.


Budi Gunadi menyebut konversi masih dalam proses dan diharapkan bisa selesai pekan ini. Lalu langkah kedua yang dilakukan, berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah mengubah Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk merawat pasien.

"Sedangkan untuk layanan IGD-nya, kita sudah memutuskan untuk membangun tenda di luar RS. Supaya yang ingin dicek masuknya ke sana, tidak masuk ke ruang IGD," jelas Budi Gunadi.

Kemenkes juga terus menambah ranjang untuk isolasi pasien COVID-19. "Jadi kita sudah menambah dua tempat isolasi baru, satu di Nagrek, satu di Pasar Rumput," papar mantan Wakil Menteri BUMN tersebut.

Pusat isolasi di Nagrek memiliki kapasitas maksimal empat ribu pasien, sedangkan di Pasar Rumput akan ditambah kapasitas isolasinya sampai tiga ribu. "Jadi ada 7 ribu tempat tidur isolasi tambahan atau dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya di Wisma Atlet," ujarnya.

"Rencana kami adalah memindahkan yang OTG dan (gejala) ringan ke Nagrek dan Pasar Rumput. Sehingga Wisma Atlet yang fasilitasnya ada lebih lama bisa kita upgrade untuk menangani yang kondisinya sudah menengah. Sedang yang kondisi berat tetap kita arahkan ke rumah sakit," imbuh Budi Gunadi.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait