Biaya Olimpiade Tokyo 'Membengkak' Hingga Bebani Jepang, Malah Banjir Pujian dari Asing
Wikimedia Commons/Martin Rulsch
Dunia

Biaya penyelenggaraaan Olimpiade Tokyo diperkirakan mencapai lebih dari USD14,8 miliar. Angka ini pun diyakini menjadi beban berkepanjangan untuk warga Jepang khususnya Tokyo.

WowKeren - Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengungkap rasa bangganya di hadapan publik pada Senin (9/8) kemarin. Sebab menurut Suga, Jepang sudah berhasil memenuhi tanggung jawab untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo yang resmi ditutup pada Minggu (8/8) lewat sebuah perhelatan yang luar biasa memukau.

"Walau Olimpiade ditunda setahun dan melalui banyak pembatasan, saya percaya kita sudah berhasil memenuhi tanggung jawab sebagai tuan rumah," kata Suga. "Saya ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya untuk warga Jepang atas pengertiannya."

Meski demikian, Profesor Naofumi Masumoto dari Tokyo Metropolitan University dan Musashino University menilai warga Jepang, yang notabene merupakan penggemar olimpiade, sangat tidak menyukai perhelatan kemarin. Bukan cuma karena diselenggarakan di tengah pro dan kontra akibat wabah virus Corona, tetapi juga karena biayanya yang luar biasa membengkak dan diduga akan membebani warga Jepang ke depannya.

"Sudah diputuskan oleh kontrak bahwa kota tuan rumah bertanggung jawab atas defisit (ditanggung oleh panitia penyelenggara turnamen)," ujar Masumoto, dikutip dari Kyodo News pada Selasa (10/8). "Jadi pada dasarnya warga Tokyo yang akan membayarnya lewat skema pajak bertahun-tahun."

Diketahui Olimpiade Tokyo terpaksa dihelat tanpa penonton sama sekali, tentu saja imbas wabah COVID-19. Alhasil estimasi pendapatan JPY90 miliar dari penjualan tiket otomatis hilang. Padahal biaya penyelenggaraan Olimpiade Tokyo pun sebelumnya sudah membengkak karena penundaan setahun sampai perlunya sejumlah perubahan dari segi antisipasi kesehatan karena masih pandemi.


Sebelumnya biaya Olimpiade Tokyo diduga mencapai JPY734 miliar, namun pada akhir Desember 2020 kemarin sudah mencapai JPY1,64 triliun (USD14,8 miliar), dengan JPY96 miliar di antaranya hanya untuk penanggulangan wabah COVID-19. Angka ini sudah melampaui biaya penyelenggaraan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 (USD8,2 miliar) maupun Olimpiade London 2012 (USD12,4 miliar).

Dengan demikian, Komite Pelaksana Olimpiade Tokyo dibebani pembayaran JPY721 miliar untuk menutupi kekurangan. Sedangkan pemerintah Tokyo juga harus membayar JPY702 miliar dan pemerintah Jepang JPY221 miliar.

Namun pelaksanaan Olimpiade Tokyo yang diselimuti dengan pro-kontra, serta tentu saja bayang-bayang "tekor", menuai pujian dari asing. Misalnya saja pemerintah Tiongkok yang memuji Jepang karena berhasil menyelenggarakan Olimpiade Tokyo di tengah pandemi COVID-19, yang dianggap sebagai pemacu untuk penyelenggaraan Olimpiade Beijing musim dingin 2022 mendatang.

Sementara Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyampaikan apresiasi kepada Suga secara langsung lewat sambungan telepon. Biden tak lupa menyampaikan dukungannya untuk Jepang yang akan melanjutkan dengan penyelenggaraan Paralimpiade Tokyo mulai 24 Agustus 2021 mendatang.

"Biden memuji kinerja semua atlet dan menyoroti keberhasilan Olimpiade Jepang," demikian pernyataan resmi Gedung Putih. "Presiden juga menegaskan dukungannya untuk tuan rumah Paralimpiade Jepang, menegaskan bahwa pentingnya mengutamakan aspek kesehatan agar setiap atlet bisa bersaing dalam tradisi dan semangat terbaik."

Pujian juga datang dari atlet-atlet yang berpartisipasi di Olimpiade Tokyo. Bukan cuma dari atlet dalam negeri, pujian juga tak ragu diungkap oleh atlet internasional yang mengapresiasi Jepang dan semangatnya menyelenggarakan turnamen seaman mungkin di tengah pandemi COVID-19.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait