Kala Koopsgabsus Tricakti TNI Dilempari Bom Saat 'Berburu' Kelompok Teroris Ali Kalora Di Poso
Nasional

Seperti yang diketahui, Ali Kalora telah tewas di tangan aparat saat melakukan penyergapan dan penangkapan. Saat melakukan aksi tersebut, kelompok teroris Ali Kalora sempat membalas dengan bom.

WowKeren - Beberapa waktu lalu, kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan Satgas Madago Raya terlibat dalam baku tembak di Desa Astina, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Dalam baku tembak ini, setidaknya menewaskan pemimpin MIT yakni Ali Ahmad alias Ali Kalora dan salah satu terduga teroris lainnya Jaka Ramadhan alias Ikrima.

Dengan tewasnya Ali, disebut bisa menurunkan ancaman terorisme di wilayah Poso. Hal ini lantaran hilangnya sosok pemimpin berintegritas di wilayah tersebut.

Sebagai informasi, pimpinan TNI sebelumnya telah membentuk dan mengirim pasukan Koopsgabus Tricakti TNI untuk mengejar dan menangkap 11 daftar pencarian orang (DPO) teroris kelompok Qatar dan kelompok Ali Kalora. Adapun pengejaran ini dilakukan di pedalaman hutan dan pegunungan Poso, Sigi, dan Parimo, Sulawesi Tengah, sejak akhir 2020 lalu.

Pembentukan dan pengriman pasukan tersebut dilakukan oleh aparat dalam rangka merespons penyerangan dan pembunuhan atas 4 warga di Lemban Tongoa, Sigi, Sulteng pada 27 November 2020. Pasukan Koopsgabsus TNI kemudian juga beroperasi secara terkoordinasi dengan Satgas Madago Raya.


Sejak awal Januar 2021, pasukan Koopsgabsus TNI bertugas secara efektif di daerah tersebut. Dalam manuvernya saat melakukan pengejaran kelompok teroris tersebut, pihaknya mengandalkan tim kecil dengan daya gempur dan memiliki daya jelajah tinggi.

Kerja sama antara Koopsgabsus TNI dan Satgas Madago Raya tampaknya berbuah manis atas "perburuan" kelompok teroris Qatar dan Ali Kalora. Koopsgabsus TNI dan Satgas Madago Raya melalui Tim Chandrasa 2 Koopsgabsus akhirnya berhasil menyergap dan terlibat kontak tembak dengan kelompok Ali Kalora beserta tiga teroris lainnya di Pegunungan Watumatoto, Desa Tambarana, Kecamatan Poso Pesisir, awal Maret lalu.

Hal tersebut disampaikan oleh Tim Analis Koopsgabsus di Poso, Kolonel Inf Henri Mahyudi. Henri menerangkan bahwa dua teroris yang tewas dalam penyergapan tersebut adalah Irul alias Khairul yang merupakan menantu Santoso mantan pimpinan teroris Poso sebelumnya, serta Alvin alias Samil.

"Kelompok Ali Kalora tersebut sempat memberikan perlawanan kepada Tim Chandraca dengan membalas tembakan dan melempar bom rakitan serta bom lontong," terang Henri kepada Tribunnews.com, Selasa (21/9).

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru