Profesor Singapura Puji Jokowi Jenius dan 'Negara Lain Harusnya Iri', Begini Tanggapan Istana
presidenri.go.id
Nasional

Diplomat veteran Singapura Kishore Mahbubani menilai Presiden Joko Widodo sebagai sosok yang jenius dan sudah seharusnya negara lain iri. Lalu apa kata Istana soal pujian ini?

WowKeren - Nama Kishore Mahbubani sudah tak lagi asing terutama untuk urusan politik luar negeri. Mahbubani merupakan mantan Dekan Lee Kuan Yew School of Public Policy di National University of Singapore (NUS) sekaligus mantan diplomat senior Singapura.

Dan Mahbubani, lewat artikelnya di Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu internasional, terang-terangan memuji Presiden Joko Widodo. Dalam artikelnya yang tayang pada 6 Oktober 2021 tersebut, Mahbubani memuji Jokowi sebagai pemimpin negara yang jenius dan sudah sepantasnya negara lain iri.

Menurutnya, kepemimpinan Jokowi membuat model pemerintahan Indonesia bisa dipelajari oleh dunia. "Pada saat bahkan beberapa negara demokrasi kaya memilih penipu sebagai pemimpin politik mereka, Presiden Indonesia Joko Widodo berhak mendapatkan pujian dan apresiasi lebih luas. 'Jokowi' menunjukkan model pemerintahan yang baik yang bisa dipelajari oleh seluruh dunia," tutur Mahbubani, dikutip pada Jumat (8/10).

Lalu apa kata Istana Negara soal pujian Mahbubani ini? Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, menyambut pujian dari Mahbubani yang menurutnya telah disampaikan berdasarkan data.

"Terimakasih atas penilaian yang simpatik dan saintifik berdasarkan data dan bukti," kata Fadjroel, Kamis (7/10). "Bahwa Presiden Joko Widodo bekerja keras untuk mewujudkan secara paralel kesejahteraan rakyat dan demokrasi di Indonesia."

Fadjroel juga menilai pujian tersebut menegaskan kerja keras Jokowi demi kesejahteraan masyarakat. "Termasuk kemampuan beliau mengelola perbedaan politik secara dialogis dan demokratis," pungkas Fadjroel.


Sebagai gambaran, dalam artikelnya, Mahbubani menyayangkan kiprah Jokowi yang tidak banyak diapresiasi dunia. Padahal menurut Mahbubani Jokowi menunjukkan kinerja lebih baik ketimbang Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang dinilainya masih gagal "menyatukan" negaranya setelah memenangkan Pemilihan Umum 2020.

"Hampir setahun setelah Joe Biden menang, 78 persen pendukung Partai Republik masih tidak memercayai kemenangannya. Padahal Biden sudah menjadi Senator AS selama 36 tahun, namun ia tidak bisa menangani 'perpecahan' (partisan) yang ada," ujar Mahbubani.

"Kontras dengan pasangan Capres-Cawapres yang dikalahkan Jokowi di Pemilu 2019," sambung Mahbubani. "Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno saat ini menjabat sebagai menteri di kabinetnya (sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata secara berturut-turut)."

Mahbubani juga membandingkan pemerintahan Jokowi yang mampu membalikkan momentum pertumbuhan partai-partai 'Islamis' di Indonesia. Ia membandingkannya dengan Presiden Brasil Jair Bolsonaro yang menurutnya memperdalam perpecahan di negara tersebut.

Mahbubani juga memuji keterampilan politik Jokowi yang, menurut hasil wawancaranya, menitikberatkan pada persatuan dalam keragaman. "Pembangunan koalisinya yang terampil menyebabkan disahkannya Omnibus Law tahun lalu, yang bertujuan untuk meningkatkan investasi dan menciptakan lapangan kerja baru," tutur Mahbubani.

Menurut Mahbubani pula, kepemimpinan Jokowi telah menetapkan standar baru dalam pemerintahan Indonesia. "Dia telah menetapkan standar pemerintahan baru yang seharusnya membuat iri negara-negara demokrasi besar lainnya," tandas Mahbubani.

(wk/elva)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait