Putri Mako Tinggalkan Istana Nikahi Rakyat Biasa, Jumlah Anggota Kekaisaran Jepang Kian Menyusut
AFP/Shizuo Kambayashi
Dunia

Dengan Mako meninggalkan kerajaan setelah menikah, itu artinya hanya ada 17 anggota kerajaan yang tersisa termasuk mantan Kaisar Akihito dan mantan Permaisuri Michiko.

WowKeren - Putri Mako dari Jepang akhirnya melangsungkan pernikahannya pada Selasa (26/10) pagi waktu setempat. Ia menikah dengan Kei Komuro. Bukan berasal dari kalangan kerajaan, Komuro merupakan rakyat biasa.

Setelah menikah, Mako juga memutuskan untuk meninggalkan lingkungan kerajaan untuk tinggal bersama suaminya di Amerika. Kepergian Mako dari keluarga kerajaan Jepang menimbulkan bayang-bayang tentang suksesi kekaisaran dan berkurangnya jumlah ahli waris yang memenuhi syarat.

Dengan Mako meninggalkan kerajaan, itu artinya hanya ada 17 anggota yang tersisa termasuk mantan Kaisar Akihito dan mantan Permaisuri Michiko, keduanya berusia 87 tahun, yang tidak lagi menjalankan tugas resmi. Sedangkan 12 di antaranya adalah perempuan termasuk lima anggota yang belum menikah.

Keluarga kekaisaran telah menyusut di bawah Hukum Rumah Kekaisaran 1947, yang membatasi ahli waris pada laki-laki yang memiliki status kaisar di pihak ayahnya. Anak tunggal Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako adalah seorang putri, Aiko.


Saat ini, tiga ahli waris yang akan menggantikan Kaisar Naruhito adalah saudaranya Putra Mahkota Fumihito, keponakannya yakni Pangeran Hisahito, yang merupakan putra dari putra mahkota, dan paman kaisar, Pangeran Hitachi. Sedangkan Mako merupakan putri tertua dari putra mahkota.

Adanya aturan yang mengharuskan bangsawan wanita menyerahkan status kekaisaran ketika mereka menikahi orang biasa, menyebabkan keluarga kerajaan menjadi semakin kecil. Pernikahan Mako dengan Komuro sendiri tak lepas dari kontroversi.

Beberapa anggota panel telah menyuarakan penentangan untuk memberikan status kekaisaran kepada pasangan dan anak-anak dari anggota kekaisaran perempuan untuk saat ini. Untuk menghilangkan spekulasi bahwa Komuro menikahi Mako demi uang, Mako juga menolak pembayaran 150 juta yen yang biasanya diberikan kepada anggota keluarga kekaisaran yang pergi untuk mempertahankan martabat mereka.

Yuji Otabe, seorang ahli sejarah kekaisaran dan profesor kehormatan di Shizuoka University of Welfare, mengatakan meski keadaan mungkin tenang setelah Mako pindah ke AS, dampaknya terhadap keluarga putra mahkota akan tetap ada. "Sikap pemerintah yang lamban dalam perdebatan (tentang suksesi kekaisaran) selama ini kemungkinan akan menghantui kita," ujarnya.

(wk/zodi)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru