Kasus COVID-19 Turun, Jepang Siap Longgarkan Pembatasan Perbatasan Internasional
Dunia

Sebagai informasi, kelompok bisnis dalam dan luar negeri di di Jepang telah melobi pemerintah untuk melonggarkan pembatasan perbatasan agar lebih sama dengan negara lain.

WowKeren - Jepang akhirnya mengkonfirmasi rencana pelonggaran pembatasan perbatasan secara bertahap di masa pandemi COVID-19. Pada Selasa (2/11), Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno menyatakan bahwa pemerintah Jepang telah memutuskan untuk meninjau kontrol perbatasan secara bertahap.

Hal ini disampaikan oleh Matsuno dalam menanggapi laporan media yang mengatakan karantina untuk pelancong bisnis akan dipotong dari 10 hari menjadi tiga hari. Adapun media nasional NHK melaporkan pelonggaran perbatasan tersebut kemungkinan akan berlaku mulai Senin pekan depan.

Sebagai informasi, kelompok bisnis dalam dan luar negeri di di Jepang telah melobi pemerintah untuk melonggarkan pembatasan perbatasan agar lebih sama dengan negara lain. Sebagai contoh, Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mengizinkan masuknya pelancong dari sebagian besar negara selama mereka memiliki bukti vaksinasi COVID-19.

Bulan lalu, Jepang telah memotong masa karantina dari 14 hari menjadi 10 hari bagi orang yang sudah divaksinasi. Menurut Michael Mroczek selaku Presiden Dewan Bisnis Eropa di Jepang, masa karantina yang diperpendek hanya akan menguntungkan pelancong bisnis dan warga negara Jepang.


Masalah yang lebih besar adalah sisa penahanan visa jangka panjang. "Tidak bisa membawa personel penting ke Jepang saat ini menjadi masalah nomor satu bagi industri Eropa," paparnya. Diketahu

Di sisi lain, kasus COVID-19 di Jepang telah mengalami penurunan yang signifikan di tengah tingkat vaksinasi yang melampaui angka 70 persen dari populasi. Pada Senin (1/11), Tokyo hanya melaporkan sembilan kasus COVID-19 baru. Padahal pada bulan Agustus 2021 lalu Tokyo sempat mencatatkan 5.000 kasus COVID-19 dalam sehari akibat Varian Delta yang lebih menular.

Sementara itu, Dr Haruka Sakamoto selaku dokter dan peneliti di Universitas Keio menilai pemeriksaan vaksinasi dan pengujian COVID-19 sebelum serta sesudah perjalanan internasional seharusnya cukup untuk menahan infeksi. Mengingat pandemi sudah mereda di Jepang dan beberapa negara lain.

"Orang yang telah menerima dua dosis vaksin seharusnya tidak boleh dikarantina," katanya. "Saya sangat setuju bahwa kontrol perbatasan yang ketat di Jepang saat ini menyebabkan dampak negatif yang signifikan pada bisnis Jepang dan mahasiswa internasional."

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru