Luhut Tegaskan Tak Pernah Ambil Untung Pribadi Dari Bisnis PCR di PT GSI
Instagram/luhut.pandjaitan
Nasional

Sebelumnya, Luhut diduga terlibat dalam bisnis PCR karena dua perusahaan yang terafiliasi dengannya mengantongi saham di perusahaan penyedia jasa tes COVID-19, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

WowKeren - Nama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan terseret dalam dugaan bisnis tes PCR. Luhut diduga terlibat dalam bisnis PCR lantara dua perusahaan yang terafiliasi dengannya, yaitu PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi, turut mengantongi saham di perusahaan penyedia jasa tes COVID-19, PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Tudingan tersebut sebelumnya telah dibantah Luhut melalui juru bicaranya, Jodi Mahardi. Namun kekinian, Luhut turut memberikan keterangan langsung di media sosial resminya.

Melalui unggahan di Instagram Stories, Luhut menegaskan bahwa dirinya tak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis GSI. Luhut menjelaskan bahwa tujuan GSI bukan untuk mencari untung bagi para pemegang saham.

"Sesuai namanya, Genomik Solidaritas Indonesia, memang ini adalah kewirausahaan sosial, sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis," papar Luhut dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/11).

Menurut Luhut, partisipasi PT Toba Bumi Energi di GSI adalah wujud bantuan yang diinsiasi oleh rekan-rekannya dari Grup Indika, Adaro, Northstar, dan lain-lain. Mereka sepakat untuk bersama-sama membantu penyediaan fasilitas tes COVID-19 dengan kapasitas yang besar.


Keterangan Luhut

Instagram/luhut.pandjaitan

"Bantuan melalui perusahaan tersebut merupakan upaya keterbukaan yang dilakukan sejak awal," papar Luhut.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada pembagian keuntungan kepada pemegang saham GSI. Menurutnya, keuntungan GSI banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat kurang mampu dan tenaga kesehatan.

"Saya juga selalu mendorong agar harga tes PCR bisa diturunkan sehingga dapat terus menjangkau masyarakat yang membutuhkan," lanjutnya. "Pun ketika kasus menurun awal September lalu, saya juga yang meminta agar penggunaan antigen dapat diterapkan pada beberapa moda transportasi yang sebelumnya menggunkan PCR sebagai persyaratan utama."

Luhut lantas mengaku dirinya tak terbiasa untuk melaporkan aksi donasi semacam ini. Namun kali ini, Luhut merasa harus memberikan penjelasan yang detail.

"Namun, saya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fakta yang ada dikarenakan ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan tetapi juga memunculkan ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus dan semangat solidaritas tinggi untuk melihat negeri ini bangkit lalu pulih dari pandemi," pungkasnya.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait