WHO Nilai Pengobatan Plasma Pasien COVID-19 Tak Tunjukan Manfaat Nyata, Sarankan Dihentikan
Dunia

Sebagai informasi, ada sejumlah rumah sakit yang diketahui menggunakan metode plasma darah untuk merawat pasien COVID-19. Menurut WHO, cara ini tidak menunjukkan hasil nyata.

WowKeren - Pada Senin (6/12), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan agar tidak menggunakan plasma darah pasien yang telah pulih dari COVID-19 untuk mengobati mereka yang masih sakit. Menurutnya, bukti saat ini menunjukkan bahwa pengobatan itu tidak meningkatkan kelangsungan hidup atau mengurangi kebutuhan akan ventilator.

Menurut WHO, hipotesis untuk menggunakan plasma adalah bahwa antibodi yang dikandungnya dapat dinetralkan oleh virus COVID-19 baru, menghentikannya bereplikasi, dan menghentikan kerusakan jaringan. Akan tetapi, beberapa penelitian yang melakukan pengujian plasma darah konvalesen menunjukkan tidak ada manfaat nyata dalam merawat pasien COVID-19 yang sakit parah.

Berdasarkan keterangan WHO, uji coba yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu dihentikan pada Maret lalu, setelah ditemukan bahwa plasma tidak mungkin membantu pasien COVID-19 ringan hingga sedang. "Metode ini juga mahal dan memakan waktu untuk dikelola," tutur WHO dalam sebuah pernyataan, Senin (6/12).


Sementara itu, kata WHO, panel ahli internasional membuat rekomendasi kuat terhadap penggunaan plasma konvalesen pada pasien dengan penyakit tidak parah. Selain itu, mereka juga menyarankan untuk tidak menggunakannya kepada pasien dengan penyakit parah dan kritis, kecuali dalam konteks uji coba terkontrol secara acak.

Adapun rekomendasi tersebut juga diterbitkan dalam "British Medical Journal" (BMJ). Hal ini didasarkan pada bukti dari 16 uji coba yang melibatkan 16.236 pasien dengan infeksi COVID-19 yang tidak parah dan kritis.

Di sisi lain, WHO juga meminta agar negara di dunia menggencarkan vaksinasi COVID-19 untuk melawan pandemi. Kemudian juga diminta untuk tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara ketat.

Apalagi di tengah ancaman varian baru COVID-19 Omicron yang disebut memiliki tingkat penularan sangat tinggi. Bahkan WHO pun telah mengklasifikasikan varian tersebut sebagai varian mengkhawatirkan atau Variant of Concern (VoC).

(wk/tiar)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru