Prancis Akan Larang Perjalanan Non-Esensial Dari dan Ke Inggris Demi Cegah Omicron
AP
Dunia

Pemerintah Prancis akan melarang perjalanan dari dan ke Inggris yang hanya bertujuan untuk wisata atau profesional. Adapun aturan ini akan berlaku mulai Sabtu (18/12) tengah malam.

WowKeren - Prancis akan melarang perjalanan non-esensial dari dan ke Inggris demi memperlambat penyebaran COVID-19 Varian Omicron. Pada Kamis (16/12), pemerintah Prancis mengumumkan bahwa aturan ini akan berlaku mulai Sabtu (18/12) tengah malam.

Saat pembatasan ini berlaku, akan ada, "persyaratan untuk memiliki alasan penting untuk bepergian ke atau dari Inggris, baik untuk yang tidak divaksinasi dan divaksinasi". Orang-orang tidak dapat bepergian hanya karena alasan wisata atau profesional.

"Menghadapi penyebaran varian Omicron yang sangat cepat di Inggris, pemerintah telah memilih untuk mengembalikan kebutuhan akan alasan penting untuk perjalanan dari dan ke Inggris," lanjut pernyataan pemerintah Prancis.

Pernyataan itu juga menambahkan bahwa warga negara Prancis dan warga negara Uni Eropa masih dapat kembali ke Prancis dari Inggris. "Kami akan menerapkan sistem kontrol yang lebih ketat dari yang sudah kami miliki," ujar Juru Bicara Pemerintah Prancis, Gabriel Attal, kepada BFMTV.


Menurut Attal, kebijakan tersebut bertujuan untuk "mengencangkan jaring" untuk memperlambat kedatangan kasus Omicron di Prancis. Selain itu juga untuk memberikan waktu bagi program booster vaksinasi COVID-19 di Prancis untuk membuat lebih banyak landasan.

"Strategi kami adalah untuk menunda sebanyak mungkin pengembangan Omicron di negara kami dan mengambil keuntungan untuk mendorong maju dengan dorongan pendorong," lanjutnya.

Warga Prancis yang kembali juga akan diminta untuk menunjukkan hasil negatif tes COVID-19 dalam waktu kurang dari 24 jam. Karantina menyeluruh juga akan diberlakukan saat mereka kembali ke Prancis.

"Orang-orang (yang kembali ke Prancis) harus mendaftar di aplikasi dan harus mengasingkan diri di tempat yang mereka pilih selama tujuh hari - dikendalikan oleh pasukan keamanan - tetapi ini dapat dipersingkat menjadi 48 jam jika tes negatif dilakukan di Prancis," paparnya.

Di sisi lain, pengetatan perbatasan ini diberlakukan kala para analis melihat adanya "gangguan kepercayaan" antara pemerintah Inggris dan Prancis setelah Brexit atas sejumlah masalah, mulai dari migran hingga penangkapan ikan. Pekan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan menuduh pemerintah Perdana Menteri Inggris Boris Johnson gagal menepati janjinya tentang Brexit.

(wk/Bert)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru