Pernyataan JTBC Soal Kontroversi 'Snowdrop' Picu Lebih Banyak Kemarahan
Instagram/jtbcdrama
TV

Tanggapan JTBC soal kontroversi distorsi sejarah 'Snowdrop' membuat publik Korea Selatan semakin geram. Simak tanggapan lengkap netizen dalam berita di bawah ini.

WowKeren - Pernyataan JTBC soal kontroversi distorsi sejarah "Snowdrop" gagal menenangkan publik Korea. Pasalnya, keputusan mereka untuk melanjutkan penayangan drama ini membuat netizen semakin geram.

Sebelumnya pada Selasa (21/12), JTBC menjelaskan bahwa ada kesalahpahaman seputar plot cerita di awal siaran. Kesalahpahaman itu akan dijelaskan di episode mendatang "Snowdrop".

JTBC menyatakan, "Pertama-tama, motif di balik cerita, latar belakang, dan peristiwa besar 'Snowdrop' adalah situasi politik presiden pada masa rezim militer. Dengan latar belakang tersebut, drama ini menceritakan kisah hipotetis di mana mereka yang memiliki kepentingan pribadi terlibat dengan rezim Korea Utara untuk mempertahankan kekuasaan mereka."

"Snowdrop' adalah sebuah karya yang menunjukkan narasi pribadi orang-orang yang dikorbankan dan dimanfaatkan oleh orang lain yang berkuasa. Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi di 'Snowdrop'," imbuh JTBC.


Alih-alih menenangkan publik, pernyataan JTBC ini justru memicu lebih banyak kemarahan. Sebab JTBC tampak seperti mencari-cari pembelaan.

"Mereka menggambarkan korban asli tanpa persetujuan mereka dan melakukan serangan sekunder sejak episode 2. Sejujurnya, mereka bahkan mencoba untuk membenarkan tindakan pelaku dan mencampuradukkan sejarah," ujar seorang netizen. "Sepertinya mereka mencoba menahan diri sebelum Disney+ membatalkan kontraknya," imbuh netizen yang lain.

"JTBC dan Disney+ yang memimpin distorsi sejarah Korea. Jika kita tidak menghentikan penayangan 'Snowdrop' dan mencegahnya menyebar ke seluruh dunia, mereka tidak akan mampu menangani kemarahn orang-orang Korea yang menghargai semangat dan rasa hormat terhadap bangsa," kata netizen yang lain.

"Mereka terus bersikeras dengan berkata, "Mari kita tunggu bagaimana perkembangannya'. Jadi kita akan menunggu sampai episode terakhir?" timpal netizen yang lain. "Dan kalian berkata tidak mengagungkan Badan Keamanan Nasional?" sambung yang lain.

"Mereka membuat para korban kembali menderita, ini adalah pola pikir penyerang," ucap netizen yang lain. "Bagaimana mereka bisa menyebutnya sebagai kesalahpahaman sederhana?" sahut yang lain. "Kalian sudah melakukan serangan sekunder dan tersier, kapan kalian akan berhenti?" pungkas netizen lainnya.

(wk/eval)

Follow Berita WowKeren.com di Google News

You can share this post!

Rekomendasi Artikel
Berita Terkait
Berita Terbaru